Jakarta, blessedbeyondwords.com – Bayangkan kamu duduk di sebuah coffee shop yang minimalis, dengan playlist mellow mengalun pelan. Barista datang membawakan segelas latte, tapi bukan sembarang latte. Warna hijau lembut dengan aroma yang khas langsung menyapa hidung. Ada wangi santan, gula merah, dan… pandan. Ya, ini bukan vanilla latte biasa. Ini adalah Kopi Pandan Latte, inovasi rasa yang sedang mengguncang skena kopi urban Indonesia.
Dari Jakarta, Bandung, hingga Makassar—menu ini mulai muncul di berbagai kedai kopi kekinian. Tapi bukan hanya karena tampilannya yang Instagramable, Kopi Pandan Latte menjadi pembicaraan karena berhasil menjembatani dua dunia: warisan rasa lokal dan gaya hidup modern.
Mari kita bedah dalam artikel ini. Bukan cuma soal resep, tapi juga sejarah, filosofi, hingga potensi bisnis dari segelas kopi yang aromanya membuat siapa pun merasa “pulang”.
Awal Mula dan Filosofi di Balik Rasa: Ketika Pandan dan Kopi Berjabat Tangan
Kalau kamu tumbuh besar di Indonesia, nama pandan pasti tidak asing. Daunnya sering dipakai untuk nasi uduk, kue lapis, sampai kolak. Aroma pandan identik dengan kehangatan rumah dan masakan ibu. Tapi siapa sangka, kini pandan tampil dalam wajah baru: berdampingan dengan espresso.
Inovasi ini bukan tanpa alasan. Banyak barista lokal mencoba mengeksplorasi rasa khas Indonesia dalam menu kopi mereka. Setelah era kopi gula aren, muncul berbagai varian seperti kopi klepon, kopi tape, dan kini kopi pandan.
Kenapa pandan?
-
Karena pandan punya aroma natural yang kuat namun tidak mengalahkan karakter espresso.
-
Ia membawa unsur “herbal manis” yang cocok dipadukan dengan susu dan espresso.
-
Dan secara visual? Warna hijau pastel dari pandan ekstrak bikin minuman ini tampil beda.
Cerita menarik datang dari salah satu coffee shop independen di Jogja. Sang barista, Rega (bukan nama asli), awalnya mencoba memadukan sirup pandan buatan ibunya dengan kopi untuk kebutuhan konten Instagram. Tidak disangka, minuman itu justru jadi menu paling laris selama tiga bulan berturut-turut.
Proses dan Resep: Di Balik Kesederhanaan Rasa yang Kompleks
Meskipun tampilannya terkesan fancy, sebenarnya proses membuat Kopi Pandan Latte cukup sederhana. Tapi seperti kata banyak chef, yang sederhana justru paling sulit disempurnakan.
Bahan Dasar:
-
Ekstrak pandan: Bisa homemade dari daun pandan segar yang diblender dan disaring.
-
Espresso shot: Gunakan biji kopi medium-dark roast untuk keseimbangan rasa.
-
Susu full cream atau oat milk: Untuk body yang lembut dan creamy.
-
Sirup gula aren atau vanilla (opsional): Sebagai penyeimbang rasa.
Cara Pembuatan:
-
Siapkan espresso shot seperti biasa.
-
Campurkan ekstrak pandan (sekitar 20ml) ke dalam susu yang sudah dipanaskan (steamed milk).
-
Tuangkan susu pandan ke dalam gelas, lalu tambah espresso shot di atasnya (bisa dibuat iced atau hot).
-
Untuk versi estetik, bisa ditambahkan topping foam dan taburan bubuk pandan atau kelapa parut sangrai.
Tips kecil: jika kamu ingin rasa pandan yang lebih kuat, infuse pandan ke dalam susu sejak malam sebelumnya. Biarkan overnight untuk hasil maksimal.
Respon Pasar dan Tren: Ketika Tradisi Bertemu Estetika
Di era digital, makanan dan minuman bukan cuma soal rasa. Estetika visual dan cerita di baliknya justru jadi faktor penentu viralitas. Dan Kopi Pandan Latte punya semua elemen itu.
a. Visual yang Menarik
Warna hijau susu dari pandan sangat mencolok di feed Instagram. Terutama jika disandingkan dengan interior putih minimalis kedai kopi kekinian. Banyak food blogger memuji tampilannya sebagai “calming but bold”.
b. Rasa Familiar Tapi Segar
Banyak orang merasa nostalgia saat mencium aroma pandan, tapi tetap merasa keren karena minumnya dalam format latte. Ini semacam “modernisasi tradisi” yang berhasil secara psikologis.
c. Daya Jual yang Tinggi
Dari sisi bisnis, Kopi Pandan Latte punya margin keuntungan tinggi. Bahannya relatif murah, tapi harga jualnya bisa setara (bahkan lebih tinggi) dari latte biasa karena dianggap “specialty drink”.
Di beberapa kedai di Jakarta Selatan, harga satu gelas bisa mencapai Rp 38.000 – Rp 45.000, tergantung ukuran dan topping.
Komunitas Kopi dan Dukungan Terhadap Inovasi Rasa Lokal
Tidak semua inovasi diterima dengan mudah di dunia kopi. Ada kalangan purist (penikmat kopi hitam) yang menganggap penambahan bahan seperti pandan, gula aren, atau tape sebagai “penghinaan” terhadap biji kopi.
Namun, tren kopi sekarang menunjukkan bahwa “coffee experience” lebih penting dari “coffee purism.” Orang datang ke coffee shop bukan hanya mencari kafein, tapi juga:
-
Rasa baru
-
Cerita di balik minuman
-
Visual menarik untuk media sosial
-
Koneksi dengan budaya lokal
Kopi Pandan Latte adalah manifestasi dari semua hal itu.
Apalagi kini banyak roaster dan barista muda Indonesia yang bangga mengusung rasa-rasa khas tanah air. Dari kopi sidikalang, gula aren, hingga jahe dan pandan—mereka menjadikannya bahan eksperimen yang legit.
Cerita inspiratif datang dari komunitas barista di Surabaya yang mengadakan “Latte Lokal Week,” sebuah event untuk memperkenalkan kreasi minuman berbasis rasa lokal. Salah satu pemenangnya justru menciptakan kopi pandan dengan campuran kelapa dan daun jeruk. Unik dan surprisingly enak.
Masa Depan Kopi Pandan Latte: Tren Sementara atau Ikon Baru?
Pertanyaannya sekarang: apakah Kopi Pandan Latte akan bertahan lama di daftar menu, atau hanya tren musiman seperti dalgona coffee?
Jawabannya bisa dua-duanya. Tapi ada indikasi kuat bahwa kopi berbasis pandan punya peluang besar jadi menu permanen, terutama jika didukung branding dan storytelling yang kuat.
Beberapa Prediksi:
-
Masuk ke pasar internasional: Diaspora Indonesia di luar negeri mulai memperkenalkan pandan-based coffee di kafe mereka.
-
Kemasan botolan siap minum: Bayangkan Kopi Pandan Latte dalam bentuk cold brew siap saji. Pas banget untuk retail atau minimarket.
-
Varian fusion: Muncul versi dengan tambahan es krim kelapa, whipped cream pandan, atau bahkan versi vegan dengan santan sebagai pengganti susu.
Kunci Suksesnya:
-
Konsistensi rasa
-
Kualitas bahan (pandan segar lebih unggul dari sirup buatan)
-
Edukasi pelanggan bahwa pandan bukan “rasa kue doang”, tapi bagian dari identitas rasa Asia Tenggara
Penutup: Satu Gelas, Banyak Cerita
Kopi Pandan Latte mungkin terlihat sederhana—cuma segelas latte dengan warna hijau muda. Tapi di baliknya ada lapisan cerita tentang budaya, inovasi, kenangan masa kecil, hingga dinamika pasar kopi masa kini.
Dia bukan sekadar tren. Tapi tanda bahwa dunia kopi Indonesia terus bergerak, berani mengeksplorasi, dan tidak takut menggabungkan yang lama dengan yang baru.
Jadi, kalau kamu belum pernah mencoba Kopi Pandan Latte, mungkin ini saat yang tepat. Cicipi aromanya. Rasakan harmoni rasa manis, creamy, dan hint herbal dari pandan yang bikin tenang. Dan kalau kamu suka, mungkin… kamu bisa buat sendiri di rumah, lalu berbagi cerita di Instagram.
Karena sejatinya, minuman yang baik bukan cuma memuaskan lidah. Tapi juga membuka obrolan—tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan rasa-rasa lokal yang selama ini kita anggap “biasa”, padahal sebenarnya luar biasa.
Baca Juga Artikel dari: Cuanki Bandung | Sensasi Hangat yang Bikin Nagih
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food