Malva Pudding

Malva Pudding: Si Manis Hangat dari Afrika Selatan Mulai Dicintai

Jakarta, blessedbeyondwords.com – Di tengah hujan sore Jakarta, seorang teman dari komunitas pecinta baking membuka kotak makan berisi kue hangat yang aromanya langsung menohok hidung. “Cobain deh,” katanya. “Namanya Malva Pudding.” Sekilas tampak seperti sponge cake biasa. Tapi saat suapan pertama masuk mulut, kombinasi rasa manis legit, aroma karamel lembut, dan tekstur yang moist banget langsung bikin saya diem sebentar. “Ini… bukan kue biasa.”

Malva Pudding adalah dessert tradisional Afrika Selatan yang belakangan mulai mendapat tempat di hati para pecinta kuliner dunia, termasuk Indonesia. Meski namanya belum seterkenal brownies atau apple pie, dessert ini mulai muncul di kafe-kafe hidden gem yang suka eksplorasi menu mancanegara.

Nama “Malva” sendiri sempat bikin bingung banyak orang. Ada yang menyangka berasal dari “mallow” (sejenis tanaman), tapi banyak sejarawan kuliner percaya nama itu datang dari penggunaan malvasia wine dalam resep awalnya—jenis wine manis yang banyak dipakai untuk dessert di Eropa Selatan. Di Afrika Selatan, Malva Pudding biasa disajikan hangat dengan saus krim atau vla yang disiram di atasnya. Mewah tapi tetap homey.

Bagi banyak keluarga di Cape Town, Malva Pudding bukan cuma makanan penutup. Ia adalah simbol kehangatan rumah. “Kami biasa menyajikannya saat kumpul Minggu sore,” ujar seorang chef berdarah campuran Afrika dan Belanda di sebuah wawancara lokal. “Itu adalah bagian dari tradisi.”

Rahasia Tekstur dan Rasa: Kenapa Malva Pudding Terasa “Nyantol” di Hati

Malva Pudding

Salah satu alasan kenapa Malva Pudding begitu digemari adalah teksturnya yang unik. Bukan sponge cake biasa, bukan juga seperti pudding agar-agar. Lebih tepatnya, ini adalah “custard cake”—tekstur kue yang lembut, basah, namun tetap padat. Setiap gigitan seperti pelukan hangat di hari hujan. Terlalu dramatis? Coba dulu deh, baru komentar.

Rahasianya? Ada di kombinasi bahan:

  • Selai aprikot: Ini signature-nya. Memberi aroma buah dan rasa asam manis yang ringan.

  • Cuka putih atau cuka apel: Fungsinya mirip baking soda—mengaktifkan pengembangan dan memberi efek ringan.

  • Susu evaporasi atau krim dalam saus: Ini yang bikin lapisan atas kue super lembap dan creamy.

Menariknya, meski Malva Pudding terasa begitu kaya dan kompleks, resep dasarnya justru sederhana. Bahan-bahan seperti telur, gula, tepung, soda kue, dan selai aprikot adalah bahan dapur sehari-hari.

Chef Desy, salah satu pengajar di kursus baking rumahan Jakarta Selatan, pernah bilang: “Malva itu kayak comfort food, tapi versi fancy-nya. Bisa banget dijadikan menu dessert untuk acara keluarga atau dinner party.” Bahkan dalam beberapa event pernikahan kekinian, Malva Pudding mulai dipilih sebagai pengganti dessert mainstream karena tampilannya yang klasik namun elegan.

Resep Malva Pudding Anti Gagal: Bikin di Rumah, Rasanya Hotel Bintang Lima

Kalau kamu penasaran dan pengen coba bikin Malva Pudding sendiri, kabar baiknya: ini bukan kue yang rewel. Bahkan buat pemula pun cukup ramah, asal tahu step-step-nya.

Bahan:

Adonan kue:

  • 1 cangkir gula pasir

  • 2 butir telur

  • 1 sdm selai aprikot

  • 1 ¼ cangkir tepung terigu

  • 1 sdt baking soda

  • Sejumput garam

  • 1 sdm cuka (bisa pakai cuka apel)

  • 1 sdm mentega, dilelehkan

  • ½ cangkir susu cair

Saus:

  • ½ cangkir krim kental

  • ½ cangkir susu evaporasi

  • ½ cangkir gula

  • ¼ cangkir mentega

  • 1 sdt ekstrak vanila

Cara Membuat:

  1. Kocok telur dan gula hingga mengembang dan warnanya jadi pucat. Tambahkan selai aprikot dan aduk rata.

  2. Campur tepung, baking soda, dan garam, lalu masukkan perlahan ke adonan telur.

  3. Tambahkan cuka, mentega leleh, dan susu cair. Aduk rata.

  4. Tuang ke dalam loyang persegi (ukuran ±20 cm), panggang di oven 180°C selama 30–35 menit hingga permukaan kecoklatan.

  5. Sambil menunggu, buat saus dengan memanaskan semua bahan saus di panci kecil. Aduk rata, jangan sampai mendidih.

  6. Setelah kue matang, tusuk-tusuk permukaannya pakai garpu, lalu siram saus panas secara merata. Biarkan meresap minimal 15 menit sebelum disajikan.

Tips: Sajikan dengan es krim vanila atau whipped cream. Kombinasi panas-dingin ini benar-benar bikin kamu merasa sedang duduk di café Cape Town yang cozy.

Malva Pudding dan Perjalanan Kuliner Global: Dari Afrika ke Dunia

Dulu Malva Pudding mungkin hanya dikenal di Afrika Selatan dan beberapa komunitas diaspora. Tapi kini, dessert ini mulai muncul di menu restoran internasional di London, Melbourne, bahkan Jakarta.

Salah satu restoran Afrika Selatan di Bali—yang fokus menyajikan makanan otentik seperti bobotie dan biltong—juga menyertakan Malva Pudding sebagai signature dessert mereka. Menurut pemiliknya, banyak pelanggan yang datang balik hanya karena ingin makan pudding ini lagi. “Orang Indonesia suka yang manis dan lembap. Malva cocok banget,” katanya.

Di internet pun, Malva Pudding mulai viral. Di TikTok, beberapa konten kreator food review dari Indonesia merekomendasikannya sebagai “dessert underrated yang harus dicoba sebelum mati.” Sedikit lebay, tapi ya begitulah dunia maya.

Selain itu, dalam tren comfort food during pandemic, banyak orang mulai mencari makanan yang memberi rasa tenang dan nostalgia. Di situlah Malva Pudding masuk. Hangat, manis, dan mengingatkan pada kebersamaan—semua rasa itu dikemas dalam satu potongan dessert.

Kenapa Kamu Harus Coba Malva Pudding Setidaknya Sekali Seumur Hidup

Malva Pudding

Banyak dessert yang enak. Banyak kue yang cantik. Tapi nggak banyak yang bisa bikin kamu merasa “di rumah”, meski kamu lagi sendirian di kost kecil sambil nonton ulang drama Korea kesayangan. Malva Pudding punya daya magis itu.

Ini beberapa alasan kenapa kamu (iya, kamu) harus coba:

  • Teksturnya beda dari kue kebanyakan: Moist tapi nggak lembek, padat tapi meleleh di mulut.

  • Bisa disesuaikan dengan topping lokal: Mau tambahin gula aren cair? Santan? Bisa banget!

  • Nggak rewel bikinannya: Tanpa mixer, tanpa bahan ribet. Asal oven nyala, bisa langsung bikin.

  • Cocok untuk segala suasana: Dingin-dingin malam? Malva hangat. Brunch bareng sahabat? Malva dan kopi. Makan malam romantis? Malva dan red wine. All check.

Dan kalau kamu punya usaha kuliner rumahan, Malva bisa jadi salah satu menu unggulan. Beda, belum banyak yang jual, dan ketika dikemas cantik dalam cup alumunium foil, tampilannya pun menggoda.

Penutup: Malva Pudding, Si Kue “Hangat” yang Layak Jadi Bintang Baru

Kita sering terpaku pada dessert Barat klasik seperti lava cake atau tiramisu, padahal banyak hidden gem lain dari belahan dunia yang nggak kalah menggoda. Malva Pudding adalah salah satunya.

Di balik tampilan sederhana, ia menyimpan cerita, budaya, dan rasa yang mendalam. Cocok untuk kamu yang bosan dengan dessert itu-itu saja dan ingin eksplorasi rasa baru yang tetap comforting. Karena, jujur saja, kadang yang kita butuhkan bukan makanan mewah… tapi makanan yang terasa seperti pelukan.

Dan siapa tahu, Malva Pudding bisa jadi “teman pelukan” favoritmu berikutnya.

Baca Juga Artikel dari: Pecel Lele: Tips, Cerita Seru, dan Gurihnya Menggoda

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food

Author