Jakarta, blessedbeyondwords.com – Kalau bicara soal camilan favorit, kita pasti langsung ke pikiran yang klasik—keripik, basreng, atau cilok. Tapi ada satu nama yang perlahan-lahan menyusup masuk ke daftar camilan paling diburu: makaroni telur.
Yup, makaroni yang biasanya kita temui di hidangan pasta ala Italia ini, tiba-tiba tampil beda ketika digoreng garing, dibumbui pedas gurih, dan diberi sentuhan telur. Simpel? Banget. Tapi justru di situ letak kekuatannya.
Ceritanya begini. Di sebuah kios kaki lima di daerah Ciracas, ada seorang ibu bernama Bu Eha yang awalnya hanya berjualan makaroni biasa. Tapi karena anaknya rewel soal rasa, ia mulai mencoba menumis makaroni dengan telur, sedikit cabai bubuk, dan penyedap. Hasilnya? Anak puas, teman-teman anak ketagihan, dan dua minggu kemudian, warung kecilnya diserbu pembeli.
“Dari dulu saya nggak nyangka bakal laku kayak gini,” kata Bu Eha sambil mengaduk adonan makaroni di penggorengan besarnya. “Awalnya cuma iseng.”
Iseng-iseng berhadiah memang. Dalam waktu singkat, jajanan ini menyebar ke kantin sekolah, minimarket, bahkan e-commerce.
Rahasia di Balik Rasa—Kenapa Makaroni Telur Itu Nagih?
Kalau ditelaah secara jujur, makaroni telur bukan makanan yang ‘wah’. Tapi justru dari kesederhanaan inilah muncul kekuatan utama: keseimbangan rasa dan tekstur.
Saat digoreng, makaroni memberikan sensasi krenyes di setiap gigitan. Tapi karena dicampur telur, teksturnya tidak terlalu keras seperti makaroni kering biasa. Ada kelembutan di sela-sela kerenyahannya. Apalagi kalau dibumbui pedas manis, duh—bisa lupa diri.
Tak cuma tekstur, aroma telur yang digoreng bareng bumbu menambahkan kedalaman rasa. Kadang-kadang, pedagang menambahkan irisan daun bawang atau bawang putih goreng untuk menambah kompleksitas aroma.
Salah satu penjual langganan saya di Cibubur pernah bilang, “Kuncinya itu di bumbu dan timing. Telur jangan sampai gosong, tapi juga jangan mentah. Makaroninya juga harus dimasak dua kali—rebus dulu, baru goreng.”
Dan benar saja, makaroni telur buatannya selalu bikin saya nambah dua bungkus.
Kita juga nggak bisa abaikan fakta bahwa camilan ini punya fleksibilitas rasa. Mau pedas banget? Bisa. Mau yang gurih doang? Ada. Bahkan sekarang banyak yang bikin varian rasa keju, balado, hingga rendang.
Tren yang Melonjak—Dari Jajanan Warung ke Produk Skala Nasional
Siapa sangka, dari yang awalnya hanya dijual di gerobak depan sekolah, makaroni telur kini masuk ke industri rumahan dan bahkan merambah brand-brand besar.
Sejak 2021, platform seperti TikTok dan Instagram dipenuhi video mukbang makaroni telur. Bahkan, hashtag #makaronitelur sempat trending dengan jutaan penonton. Banyak food vlogger ikut mempopulerkan resep dan review jajanan ini.
Contoh paling mencolok adalah ketika seorang food influencer bernama Tita Anggraeni memposting video ‘cara bikin makaroni telur garing tahan seminggu’. Dalam waktu 3 hari, videonya ditonton lebih dari 3 juta kali. Hasilnya? Penjual makaroni telur naik pesat, dan e-commerce kebanjiran pesanan.
Tak lama setelah itu, brand-brand lokal seperti “Nyam-Mak” dan “Krenyes EggMac” mulai masuk pasar dengan kemasan estetik dan varian rasa inovatif. Mereka mulai tampil di pameran UMKM, disorot media nasional, bahkan masuk ke rak-rak ritel besar.
Menariknya, banyak dari pelaku usaha ini adalah ibu rumah tangga, mahasiswa, atau pekerja lepas yang ingin mencari penghasilan tambahan.
Camilan ini tak hanya lezat, tapi juga membuka peluang ekonomi yang luas.
Kreasi dan Resep Rumahan yang Bikin Nagih
Salah satu daya tarik utama makaroni telur adalah mudah banget dibuat. Bahkan, banyak anak kos yang mulai bereksperimen bikin versi mereka sendiri.
Berikut salah satu resep praktis yang biasa saya pakai (dan selalu berhasil bikin teman-teman minta nambah):
Bahan:
-
250 gram makaroni spiral
-
2 butir telur
-
3 siung bawang putih (haluskan)
-
½ sdt kaldu bubuk
-
Garam dan lada secukupnya
-
Cabai bubuk sesuai selera
-
Minyak goreng secukupnya
Langkah:
-
Rebus makaroni hingga al dente. Tiriskan dan dinginkan.
-
Kocok telur, campur dengan bawang putih, garam, dan lada.
-
Campurkan makaroni ke dalam telur. Aduk rata.
-
Panaskan minyak, goreng adonan makaroni telur hingga keemasan dan garing.
-
Angkat dan tiriskan. Taburkan cabai bubuk atau bumbu pilihanmu.
Hasilnya? Renyah, gurih, dan pedasnya bisa disesuaikan.
Banyak juga yang mulai menambahkan topping seperti keju parut, abon, atau bahkan rumput laut kering.
Ada juga kreasi viral: makaroni telur crispy ala Korea. Setelah digoreng, camilan ini disajikan dengan saus mayo pedas dan sedikit taburan wijen. Unik, fusion, dan Instagramable.
Potensi Bisnis dan Masa Depan Makaroni Telur
Makaroni telur jelas bukan sekadar camilan lewat musim. Ia adalah fenomena sosial, ekonomi, dan gaya hidup.
Dalam wawancara khusus dengan salah satu pelaku UMKM, Mbak Liana dari Bekasi mengungkapkan bahwa omzet makaroni telur buatannya bisa tembus Rp10 juta per bulan. “Awalnya cuma 2 toples per hari. Sekarang, saya sudah rekrut dua tetangga buat bantuin packing,” katanya sambil tersenyum bangga.
Faktor lainnya yang menjanjikan?
-
Bahan murah dan mudah didapat.
-
Margin tinggi karena bisa dibuat dalam jumlah banyak.
-
Tidak cepat basi jika dikemas dengan baik.
-
Pasar luas—dari anak-anak, remaja, hingga orang tua.
Banyak yang mulai menjajaki kerja sama reseller, sistem dropship, hingga ekspor ringan. Bahkan beberapa produk makaroni telur buatan Indonesia sudah dikirim ke Malaysia dan Singapura lewat jalur informal.
Namun tentu saja, untuk bertahan lama, inovasi dan kualitas harus tetap dijaga.
Bayangkan, suatu hari nanti kita masuk minimarket dan melihat deretan produk ‘makaroni telur premium’ berdampingan dengan keripik kentang impor. Bukan hal yang mustahil.
Kuncinya adalah konsistensi rasa dan branding yang kuat.
Penutup:
Makaroni telur adalah contoh nyata bahwa hal kecil bisa jadi besar ketika dibuat dengan niat dan cinta. Dari bahan murah, muncullah rasa yang mengikat. Dari dapur rumahan, lahirlah peluang ekonomi yang luas.
Makaroni telur bukan sekadar makanan ringan. Ia adalah bukti bahwa inovasi kuliner tak harus mewah, cukup dimulai dari hal sederhana yang disajikan dengan sepenuh hati.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel Dari: Oncom Leunca Hindangan Khas Sunda Menggoda Selera!
Kunjungi Website Resmi: bosjoko