Jakarta, blessedbeyondwords.com – Ada kenangan yang sulit dilupakan: suara pedagang keliling di pagi hari, mendorong gerobak dengan panci besar berisi susu kacang yang masih mengepul. Gelas kaca kecil disajikan dengan aroma kacang tanah yang harum, manis hangatnya langsung memberi energi untuk memulai hari.
Bagi banyak orang Indonesia, susu kacang adalah bagian dari masa kecil. Minuman sederhana ini kerap ditemui di pasar tradisional, terminal, hingga depan sekolah. Namun, siapa sangka, minuman yang dulu dianggap jadul kini kembali naik daun sebagai bagian dari tren plant-based lifestyle.
Susu kacang bukan hanya nostalgia. Ia adalah warisan kuliner sekaligus jawaban bagi mereka yang mencari alternatif sehat dari susu sapi. Di tengah meningkatnya kesadaran akan gizi dan gaya hidup sehat, susukacang kini tampil dengan wajah baru: lebih modern, lebih higienis, dan bahkan tersedia dalam kemasan premium.
Seorang teman saya pernah bercerita, dulu ia sering menunggu pedagang susu kacang lewat di gang rumahnya. Kini, anaknya bisa menemukan susukacang dalam botol elegan di supermarket. “Rasanya tetap sama, cuma kemasannya beda,” katanya sambil tersenyum.
Apa Itu Susu Kacang dan Bagaimana Prosesnya?
Secara sederhana, susu kacang adalah minuman hasil ekstraksi kacang-kacangan yang direbus, dihaluskan, lalu disaring hingga menghasilkan cairan kental menyerupai susu. Di Indonesia, jenis yang paling populer adalah susukacang tanah. Namun, ada juga variasi dari kedelai, kacang hijau, hingga almond.
Proses pembuatan tradisional biasanya seperti ini:
-
Kacang tanah disangrai atau direbus hingga matang.
-
Kacang dikupas kulitnya agar rasanya tidak pahit.
-
Kacang dihaluskan dengan air, lalu disaring menggunakan kain halus.
-
Cairan hasil saringan direbus lagi dengan tambahan gula, daun pandan, atau jahe.
Hasilnya adalah minuman hangat dengan rasa gurih, manis, dan aroma kacang yang khas.
Jika susu sapi terkenal dengan kandungan laktosa, susu kacang justru bebas laktosa. Hal ini menjadikannya alternatif sempurna bagi mereka yang mengalami intoleransi laktosa. Tidak heran, susukacang kini banyak dicari sebagai plant-based milk.
Manfaat Gizi dalam Segelas Susu Kacang
Bukan hanya soal rasa, susu kacang juga kaya akan manfaat kesehatan. Kandungan gizinya menjadikannya pilihan sehat untuk segala usia.
-
Sumber Protein Nabati
Kacang adalah sumber protein yang baik untuk tubuh, membantu pembentukan otot dan menjaga stamina. -
Kaya Vitamin dan Mineral
Susu kacang mengandung vitamin E, vitamin B kompleks, magnesium, kalsium, dan zat besi yang penting untuk metabolisme tubuh. -
Rendah Kolesterol
Tidak seperti susu hewani, susukacang bebas kolesterol jahat. Justru, ia membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. -
Baik untuk Jantung
Kandungan lemak tak jenuh pada kacang membantu menjaga kesehatan jantung dan sirkulasi darah. -
Meningkatkan Imunitas
Antioksidan dalam kacang membantu melawan radikal bebas dan memperkuat daya tahan tubuh.
Seorang ahli gizi pernah mengatakan, “Segelas susukacang setiap pagi bisa memberi asupan energi tanpa membuat perut kembung seperti susu sapi pada sebagian orang.”
Susu Kacang dalam Budaya dan Perjalanan Waktu
Menariknya, susu kacang bukan hanya populer di Indonesia. Di Tiongkok, susukacang sudah menjadi minuman tradisional sejak ribuan tahun lalu, Di negara-negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam dan Thailand, minuman ini juga dikenal luas.
Di Indonesia sendiri, susukacang identik dengan kuliner jalanan. Dulu, pedagang keliling menjajakan susukacang dengan gerobak atau termos besar. Biasanya, mereka beroperasi pagi hari atau malam, ketika orang membutuhkan minuman hangat.
Namun, zaman berubah. Kini, susukacang hadir dalam kemasan modern: botol plastik, karton tetrapak, bahkan kaleng. Brand-brand lokal mulai meluncurkan susukacang dengan berbagai rasa, dari original hingga varian kekinian seperti cokelat, vanila, dan matcha.
Ada juga inovasi susu kacang instan berbentuk bubuk yang bisa diseduh kapan saja. Tren ini membuat susukacang lebih mudah diakses, terutama oleh generasi muda yang sibuk dan mencari praktis.
Susu Kacang di Era Modern – Dari Street Food ke Superfood
Dulu, susu kacang identik dengan jajanan murah. Kini, ia masuk kategori superfood dalam gaya hidup sehat. Perubahan ini tidak lepas dari tren global plant-based diet yang menekankan konsumsi makanan nabati.
Restoran sehat di Jakarta, Bali, hingga Bandung kini mulai menawarkan susu kacang sebagai pengganti susu sapi. Bahkan, banyak kafe menambahkan susukacang ke dalam menu kopi, smoothie, atau dessert.
Selain itu, meningkatnya kesadaran akan sustainability juga mendorong orang memilih susu kacang. Produksi susu nabati dinilai lebih ramah lingkungan dibanding produksi susu sapi, karena membutuhkan lebih sedikit air dan menghasilkan emisi karbon lebih rendah.
Contoh nyata: seorang pengusaha muda di Yogyakarta berhasil membangun bisnis susukacang premium dengan branding modern. Ia menjualnya dalam botol kaca elegan, menggunakan kacang lokal berkualitas, dan memasarkan lewat media sosial. Hasilnya, produk ini laris di kalangan anak muda yang mencari minuman sehat sekaligus estetik.
Kesimpulan
Susu kacang adalah contoh nyata bagaimana tradisi bisa bertemu modernitas. Dari minuman hangat pedagang kaki lima hingga produk premium di rak supermarket, susukacang tetap mempertahankan identitasnya: sehat, gurih, dan menyehatkan.
Lebih dari sekadar minuman, susukacang adalah cerita tentang nostalgia, kesehatan, dan inovasi. Ia menjadi simbol bagaimana masyarakat Indonesia (dan dunia) semakin menghargai pilihan makanan sehat sekaligus ramah lingkungan.
Jadi, saat Anda menyeruput segelas susukacang—baik dari gerobak di kampung atau botol elegan di kafe—ingatlah bahwa minuman itu bukan sekadar pelepas dahaga. Ia adalah bagian dari perjalanan panjang budaya kuliner, yang terus relevan di era modern.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel Dari: Sup Anjing: Kontroversi, Tradisi, dan Realitas di Balik Kuliner