JAKARTA, blessedbeyondwords.com – Bagi pencinta kuliner tradisional Tiongkok, Guokui adalah nama yang hampir selalu muncul dalam daftar wajib coba. Roti pipih renyah ini berasal dari wilayah Shaanxi dan Hubei, dikenal dengan bentuknya yang tipis namun padat, serta kemampuan menampung berbagai jenis isian. PopularitasGuokui terus bertahan, bahkan berkembang sebagai ikon street food yang mampu menembus restoran modern.
Saat digigit pertama kali,Guokui memberikan sensasi garing di luar, lembut di dalam, dengan rasa yang memikat. Tidak heran, roti pipih ini sering disebut sebagai “pizza ala Tiongkok” oleh wisatawan asing karena bentuknya yang mirip dan fleksibilitas dalam isian.
Asal Usul dan Sejarah Guokui
Guokui memiliki sejarah panjang yang berakar dari masa Dinasti Tang. Konon, tentara pada masa itu menggunakan adonan sederhana yang dipanggang di atas dinding tanah liat sebagai bekal perjalanan. Dari kebiasaan praktis itulah lahir roti pipih yang kemudian dikenal sebagaiGuokui.
Seiring waktu,Guokui menjadi hidangan rakyat yang tidak hanya sekadar makanan jalanan, tetapi juga simbol ketahanan budaya kuliner Tiongkok. Hingga kini, proses tradisional memanggang di dalam tungku tanah liat masih dipertahankan di banyak tempat, menjaga cita rasa autentiknya.
Tips dan Cara Membuat Guokui
Bahan-Bahan Dasar Guokui
-
300 gr tepung terigu serbaguna
-
180 ml air hangat
-
1 sdt garam
-
1 sdm minyak sayur
-
Isian sesuai selera:
-
Daging cincang berbumbu (sapi/ayam dengan bawang putih, jahe, kecap asin, dan sedikit cabai)
-
Vegetarian (jamur, kubis, wortel, daun bawang ditumis ringan)
-
Versi manis (pasta kacang merah atau wijen manis)
Cara Membuat Guokui
-
Buat adonan dasar: Campur tepung, garam, dan air hangat sedikit demi sedikit hingga kalis. Tambahkan minyak sayur, uleni hingga lembut. Diamkan 30 menit agar elastis.
-
Siapkan isian: Tumis daging atau sayuran dengan bumbu sesuai selera. Jika ingin versi manis, siapkan pasta kacang merah.
-
Bagi adonan: Potong adonan menjadi beberapa bagian kecil, gilas tipis berbentuk bundar.
-
Isi dan lipat: Letakkan isian di tengah, lipat seperti pastel lalu pipihkan kembali agar tipis.
-
Panggang/Goreng: Secara tradisional, Guokui dipanggang di tungku tanah liat. Namun, bisa juga digoreng tipis di wajan datar dengan api sedang hingga kedua sisi kecokelatan dan renyah.
-
Sajikan hangat: Guokui paling nikmat disantap langsung setelah matang, saat tekstur luar masih garing.
Tips Tambahan
-
Gunakan api sedang agar roti matang merata tanpa gosong.
-
Tambahkan sedikit minyak wijen pada isian daging untuk aroma khas Tiongkok.
-
Untuk tekstur ekstra renyah, bisa dipanggang sebentar lagi di oven setelah digoreng tipis.
Varian IsianGuokui yang Menggoda
Salah satu daya tarik Guokui adalah fleksibilitasnya dalam menampung beragam isian. Beberapa varian populer antara lain:
-
Isian Daging: Sapi cincang berbumbu rempah atau ayam pedas.
-
Isian Vegetarian: Sayuran segar seperti kubis, jamur, dan daun bawang.
-
Versi Manis: Pasta kacang merah atau wijen manis untuk pecinta dessert.
Setiap daerah di Tiongkok memiliki gaya berbeda dalam mengolahGuokui, sehingga variasi rasanya sangat beragam dan menarik untuk dicoba.
Guokui dalam Kehidupan Modern
Meski berasal dari tradisi kuno, Guokui berhasil beradaptasi dengan zaman. Di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai,Guokui kini dijual di kedai modern dengan konsep café, tanpa meninggalkan akar street food-nya. Generasi muda Tiongkok bahkan menjadikanGuokui sebagai camilan populer saat bekerja atau belajar.
Popularitasnya juga merambah dunia internasional. Restoran Asia di Amerika Serikat dan Eropa mulai memasukkanGuokui ke dalam menu mereka. Hal ini menunjukkan betapa fleksibel dan universalnya daya tarik roti pipih khas ini.
AlasanGuokui Tetap Dicintai
Guokui bukan sekadar makanan, melainkan warisan budaya yang terus hidup. Teksturnya yang renyah, keanekaragaman isian, serta nilai sejarah yang terkandung di dalamnya menjadikanGuokui lebih dari sekadar camilan. Ia adalah cerita panjang tentang tradisi, kreativitas, dan kemampuan bertahan sebuah kuliner klasik dalam arus modernitas.
Jelajahi Artikel Lain yang Tak Kalah Menarik Tentang: Food
Baca juga artikel lainnya: La Zi Ji: Ayam Pedas Khas Sichuan