Jakarta, blessedbeyondwords.com – Bayangkan sebuah donat kecil, bulat, berwarna cokelat keemasan dengan permukaan retak-retak yang seolah sedang tersenyum. Itulah Donat Ketawa, camilan khas Betawi yang namanya unik sekaligus menggemaskan. Tidak seperti donat modern dengan glaze warna-warni atau taburan gula halus, DonatKetawa justru tampil sederhana. Namun, di balik kesederhanaannya, ada filosofi, ada cerita tradisi, dan tentu saja ada rasa yang bikin orang ketagihan.
Beberapa orang menyebut DonatKetawa sebagai “donatnya orang kampung” karena resepnya diwariskan turun-temurun dan banyak dijual di pasar tradisional. Tapi kini, jajanan ini mulai kembali naik daun karena generasi muda penasaran dengan kuliner nostalgia. Bahkan, ada yang bilang: “Sekali makan DonatKetawa, bisa bikin kamu ketawa juga.”
Lalu, apa sih sejarah di balik donat yang bisa “ketawa” ini? Apa saja rahasia kenikmatan rasanya? Yuk, kita bahas tuntas dari akar sejarah, filosofi, cara membuat, hingga potensi ekonominya.
Sejarah Donat Ketawa dan Filosofinya
DonatKetawa diyakini berasal dari Betawi dengan pengaruh budaya Tionghoa-Indonesia. Bentuknya yang bulat dan pecah di bagian atas terinspirasi dari smiling cookie atau kue tradisional Tiongkok yang dianggap membawa keberuntungan. Dalam tradisi tersebut, retakan di kue melambangkan keberkahan, kebahagiaan, dan senyuman dalam kehidupan.
Masyarakat Betawi lalu mengadaptasi konsep itu dengan bahan-bahan lokal seperti tepung terigu, telur, gula, dan minyak goreng. Hasilnya adalah camilan sederhana yang mudah dibuat, murah meriah, tapi penuh makna.
Nama Donat Ketawa bukan sekadar julukan. Filosofinya cukup dalam: bahwa hidup memang penuh retakan, tapi justru di sanalah kita bisa menemukan senyum. Retakan di permukaan donat ini dianggap simbol bahwa kesederhanaan bisa membawa kebahagiaan.
Bahkan, ada penjual di Pasar Senen yang suka bilang pada pembelinya, “Kalau lagi susah, makan aja Donat Ketawa. Paling nggak, donatnya ikut senyum sama kamu.” Ungkapan itu akhirnya jadi semacam slogan tak resmi yang melekat pada jajanan ini.
Bahan dan Cara Membuat Donat Ketawa
Meskipun terlihat sederhana, DonatKetawa punya karakter unik karena teknik pembuatannya. Tekstur renyah di luar dan empuk di dalam hanya bisa tercapai jika adonan diolah dengan pas.
Bahan dasar Donat Ketawa:
-
Tepung terigu protein sedang
-
Telur
-
Gula pasir
-
Baking powder
-
Margarin atau mentega
-
Sedikit vanili atau aroma pandan (opsional)
-
Wijen untuk taburan
-
Minyak goreng secukupnya
Proses pembuatan:
-
Campurkan tepung, gula, telur, margarin, dan baking powder, lalu uleni hingga kalis.
-
Bentuk bulatan kecil-kecil seukuran bola pingpong.
-
Gulingkan bulatan dalam wijen hingga terlapisi rata.
-
Panaskan minyak dengan api sedang.
-
Goreng hingga donat mekar dan retak di bagian atas—di sinilah momen “ketawanya” muncul.
Hasil akhirnya? Donat kecil bertekstur crunchy dengan retakan alami yang bikin tampilannya seolah tersenyum.
Tips penting: api jangan terlalu besar karena bisa membuat bagian luar gosong sementara dalamnya belum matang. Api terlalu kecil pun membuat donat berminyak. Keseimbangan panas adalah kunci.
Variasi Donat Ketawa di Era Modern
Meski lahir dari tradisi, Donat Ketawa kini berkembang dalam banyak variasi. Generasi muda yang gemar berkreasi di dapur mencoba memodifikasi resep klasik agar lebih kekinian dan bisa bersaing dengan camilan modern.
Beberapa variasi populer antara lain:
-
Donat Ketawa Cokelat – dengan tambahan bubuk kakao atau isian pasta cokelat di dalamnya.
-
Donat Ketawa Matcha – tren Jepang yang memadukan rasa gurih manis dengan aroma teh hijau.
-
Donat Ketawa Keju – adonan dicampur parutan keju, memberikan rasa asin gurih yang unik.
-
Donat Ketawa Gluten-Free – menggunakan tepung beras atau tepung singkong untuk menyesuaikan kebutuhan diet sehat.
Ada juga penjual yang membuat Donat Ketawa versi mini untuk dijadikan oleh-oleh khas. Bentuknya kecil, dikemas dalam kotak cantik, dan dipasarkan lewat media sosial.
Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun sederhana, DonatKetawa fleksibel untuk dikembangkan sesuai tren pasar.
Donat Ketawa dan Budaya Nongkrong
Donat Ketawa juga punya hubungan erat dengan budaya nongkrong masyarakat Indonesia. Di banyak warung kopi tradisional atau angkringan, camilan ini sering disajikan sebagai teman minum teh hangat atau kopi tubruk.
Cerita klasik dari penjual kaki lima di Tanah Abang misalnya, ia bilang: “Anak-anak muda suka beli DonatKetawa buat ngemil sambil cerita-cerita. Kadang mereka ketawa bareng, jadi donat ini cocok banget namanya.”
Memang, Donat Ketawa bukan sekadar makanan. Ia bagian dari momen kebersamaan, di mana retakan donat seolah menyimbolkan gelak tawa orang-orang yang menikmatinya bersama.
Menariknya, di beberapa komunitas kampus, DonatKetawa dipopulerkan kembali sebagai simbol “snack anti stress”. Saat ujian atau tugas menumpuk, mahasiswa sering menjadikan camilan ini sebagai pelepas penat.
Peluang Ekonomi Donat Ketawa
Jangan remehkan Donat Ketawa. Meski sederhana, potensinya besar dalam industri kuliner lokal. Bahan bakunya murah, teknik pembuatannya mudah, dan rasanya bisa diterima lintas generasi.
Di beberapa daerah, DonatKetawa bahkan dijadikan produk oleh-oleh khas dengan kemasan modern. Bisnis UMKM menjadikannya peluang emas karena modal kecil bisa menghasilkan keuntungan lumayan.
Strategi pemasaran lewat media sosial juga membuat Donat Ketawa lebih dikenal. Tagar seperti #DonatKetawaChallenge sempat muncul, di mana orang mengunggah foto donatnya yang paling “senyum” atau paling lucu bentuknya.
Bayangkan saja, jika donat kekinian dengan topping mahal bisa laris manis, kenapa DonatKetawa yang penuh filosofi ini tidak bisa? Justru, kekuatan branding lokal bisa jadi daya tarik unik bagi pasar yang mencari otentisitas.
Kesimpulan: Donat Ketawa, Simbol Bahagia dalam Genggaman
Donat Ketawa bukan sekadar jajanan pasar. Ia adalah simbol kebahagiaan sederhana, warisan kuliner yang masih relevan di era modern. Dengan filosofi bahwa retakan bisa membawa senyum, DonatKetawa mengajarkan kita untuk menikmati hidup apa adanya.
Dari pasar tradisional hingga kafe modern, dari camilan anak sekolah hingga oleh-oleh turis, DonatKetawa terus membuktikan bahwa makanan sederhana bisa menyimpan cerita panjang.
Dan mungkin, lain kali saat kamu menggigit satu DonatKetawa, kamu akan sadar: bukan hanya lidah yang dimanjakan, tapi juga hati yang dibuat tersenyum.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel Dari: Martabak Mesir: Cita Rasa Timur Tengah yang Lidah Nusantara