SURABAYA, blessedbeyondwords.com – Kue Lupis adalah salah satu kuliner tradisional Indonesia yang hingga kini masih memikat hati banyak orang. Berasal dari daerah Jawa, kue ini dikenal dengan rasa manis yang khas dan tekstur kenyal yang begitu menggoda. Terbuat dari beras ketan, dibungkus daun pisang, dan disajikan dengan parutan kelapa serta siraman gula merah cair, KueLupis selalu menjadi sajian favorit dalam berbagai kesempatan, baik di pagi hari sebagai sarapan, maupun sebagai camilan sore yang menenangkan.
Asal Usul dan Sejarah Kue Lupis
Kue Lupis memiliki akar sejarah yang panjang, terutama dalam budaya Jawa. Konon, kue ini telah ada sejak zaman kerajaan dan sering disajikan dalam acara-acara tradisional seperti selamatan dan kenduri. Keunikan bentuk segitiga yang dibungkus daun pisang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memberikan aroma khas yang tidak bisa ditiru oleh pembungkus modern.
Bahan-Bahan Utama yang Digunakan
Untuk membuat kue lupis, bahan-bahannya sangat sederhana dan mudah ditemukan di pasar tradisional:
- Beras ketan putih
- Daun pisang untuk membungkus
- Kelapa parut kasar
- Gula merah
- Sedikit garam
Semua bahan ini adalah komponen alami yang menyehatkan dan bebas dari bahan pengawet. Tak heran bila KueLupis tetap digemari oleh banyak kalangan hingga kini.
Proses Pembuatan yang Menggoda
Walau terlihat sederhana, proses pembuatan kue lupis membutuhkan ketelatenan. Berikut langkah-langkah umumnya:
- Rendam beras ketan semalaman agar teksturnya lebih lembut.
- Bungkus beras ketan dengan daun pisang membentuk kerucut atau segitiga, kemudian ikat dengan tali.
- Rebus selama 3-4 jam hingga matang.
- Sementara itu, buat saus gula merah dengan mencairkan gula merah dan sedikit garam hingga mengental.
- Setelah matang, KueLupis disajikan dengan taburan kelapa parut dan disiram saus gula merah.
Aromanya yang khas dan tampilannya yang menggoda membuat siapa pun sulit menolaknya.
Kue Lupis dalam Budaya dan Perayaan
Kue Lupis sering hadir dalam berbagai upacara adat dan perayaan tradisional. Misalnya, dalam perayaan Selamatan, kue ini melambangkan keberkahan dan keutuhan keluarga. Di beberapa daerah, KueLupis juga menjadi simbol doa agar hidup selalu lengket dengan rezeki dan kebahagiaan.
Menikmati Kue Lupis di Era Modern
Kini, kue lupis bisa ditemukan di berbagai kota di Indonesia, bahkan sering dijajakan di kafe dan restoran yang menyajikan menu khas Nusantara. Banyak penjual street food pun masih mempertahankan resep asli kue ini demi menjaga cita rasa autentiknya. Bahkan beberapa kreator kuliner mulai menghadirkan inovasi KueLupis dengan isian atau topping modern seperti keju dan susu kental manis.
Kelezatan yang Menyatukan Generasi
Menariknya, kue lupis bukan hanya disukai oleh generasi tua, tetapi juga digemari oleh anak-anak muda yang mulai menggali kuliner lokal sebagai bentuk cinta budaya. Tak sedikit yang menjadikannya objek konten di media sosial karena tampilannya yang fotogenik dan tentu saja rasanya yang menggoda.
Tips Memilih dan Menyimpan Kue Lupis
Jika kamu membeli kue lupis dari pasar atau penjual keliling, pastikan memilih yang:
- Bungkus daun pisangnya masih segar
- Teksturnya kenyal tapi tidak keras
- Gula merahnya tidak terlalu encer atau kental
Untuk penyimpanan, simpan di dalam kulkas jika ingin dikonsumsi dalam 1-2 hari. Panaskan sebentar sebelum disajikan agar aroma dan teksturnya tetap nikmat.
Kue Lupis: Sederhana Tapi Istimewa
Di tengah gempuran makanan modern dan luar negeri, kue lupis tetap bertahan sebagai ikon kuliner Indonesia. Kombinasi rasa manis, tekstur kenyal, dan aroma alami daun pisang membuatnya istimewa. Cocok sebagai sajian keluarga, oleh-oleh, atau bahkan untuk usaha food tradisional yang menjanjikan.
Baca juga artikel menarik lainnya seputar Cuanki Bandung Sensasi Hangat yang Bikin Nagih