Kue Tetu

Kue Tetu: Hidangan Tradisional yang Selalu Dirindukan

MAKASSAR, blessedbeyondwords.com —  Kue Tetu merupakan salah satu kekayaan kuliner tradisional Indonesia yang berasal dari Sulawesi, khususnya dari daerah Bugis dan Makassar. Dikenal dengan rasa manis dan teksturnya yang lembut, kue ini menjadi primadona saat perayaan adat, hajatan, hingga takjil saat bulan Ramadan.

KueTetu memiliki bentuk unik menyerupai limas kecil dan dibungkus dengan daun pisang. Bagian dalamnya biasanya diisi dengan campuran santan dan tepung beras yang dimasak hingga mengental. Teksturnya yang kenyal dan rasa gurih manis dari santan menjadikan kue ini digemari berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang tua.

Asal Usul dan Filosofi Kue Tetu

Di balik kelezatannya, KueTetu juga mengandung nilai filosofis. Dalam tradisi Bugis, kue ini melambangkan doa dan harapan agar kehidupan menjadi manis dan seimbang. Penyajiannya yang rapi dan terbungkus menunjukkan pentingnya ketelitian dan kehati-hatian dalam hidup. Tak hanya itu, makanan ini juga mencerminkan kebersamaan karena biasanya dibuat secara gotong royong.

Bahan-Bahan dan Cara Membuat Kue Tetu

Untuk membuat Kue Tetu, bahan-bahan yang digunakan sangat sederhana dan mudah ditemukan di pasar tradisional. Beberapa bahan utamanya antara lain:

Kue Tetu

  • Tepung beras
  • Gula merah atau gula pasir
  • Santan kental
  • Daun pandan
  • Garam
  • Daun pisang sebagai pembungkus

Proses pembuatannya pun cukup mudah. Pertama, santan, gula, daun pandan, dan garam dimasak hingga mendidih. Setelah itu, tepung beras dimasukkan dan diaduk hingga mengental seperti bubur. Adonan kemudian dibungkus dengan daun pisang berbentuk kerucut kecil dan dikukus selama 20 hingga 30 menit.

Variasi dan Inovasi Kue Tetu

Seiring waktu, Kue Tetu mengalami banyak inovasi. Kini, beberapa kreasi modern menghadirkan isian tambahan seperti cokelat, keju, bahkan durian. Inovasi ini dilakukan agar kue ini tetap relevan dan diminati oleh generasi muda.

Namun, meski banyak variasi, versi klasik dari KueTetu tetap memiliki tempat istimewa di hati para pecinta kuliner tradisional. Sensasi rasa gurih dari santan dan legitnya gula merah adalah kombinasi yang tak pernah gagal membangkitkan nostalgia.

Kue Tetu dalam Kehidupan Sehari-hari

Kue Tetu tak hanya hadir dalam acara-acara besar. Di beberapa daerah, kue ini juga dijual di pasar pagi atau sebagai camilan sore hari. Bahkan kini, banyak pelaku usaha rumahan yang menjualnya secara online. Ini menunjukkan bahwa KueTetu masih memiliki tempat tersendiri dalam dunia food tradisional Indonesia.

Menariknya, meskipun sederhana, KueTetu bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Dengan kemasan menarik dan pemasaran yang tepat, kue ini bisa bersaing di pasar kuliner modern.

Menjaga Kelestarian Warisan Kuliner

Kue Tetu bukan sekadar makanan, tetapi warisan budaya yang perlu dijaga. Mengajarkan cara membuatnya kepada generasi muda adalah salah satu cara agar resep dan tradisinya tidak punah. Selain itu, pelatihan dan workshop membuat KueTetu dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan kuliner lokal.

Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang food

Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Rendang Lokan Lezat dan Unik dari Minangkabau

Author