JAKARTA, blessedbeyondwords.com — Lamington Cake pertama kali gue temuin waktu lagi nongkrong di sebuah kafe kecil yang vibesnya mirip ruang tamu nenek, lengkap dengan sofa empuk dan wangi butter yang memenuhi ruangan. Di display, ada potongan kue kecil berbentuk kotak, keliatan sederhana tapi dibalutin cokelat dan kelapa parut yang menggoda. Barista bilang, “Cobain deh, ini Lamington Cake. Favorit banyak orang.” Dari situ gue penasaran dan mulai mikir, apa sih istimewanya kue kotak kecil ini?
Pas gigitan pertama, sensasinya mirip kayak lo nemu playlist lama yang ternyata masih enak dipake untuk semua mood. Sponge cake-nya lembut, lapisan cokelatnya nyaris meleleh, dan kelapanya bikin tekstur jadi unik. Simple, tapi ngena. Dari situlah gue mulai ngulik lebih jauh soal Lamington Cake.
Tekstur, Rasa, dan Kenapa Gue Langsung Klik Sama Kue Ini
Kalau lo tipe orang yang gampang jatuh cinta sama dessert dengan kombinasi lembut dan sedikit crunchy, Lamington Cake bakal jadi teman baru lo. Gue pribadi ngerasa kue ini punya komposisi rasa yang pas dan gak bikin eneg. Sponge cake-nya beneran airy, semacam pelukan kecil buat lidah lo.
Lapisan cokelatnya itu lho, bukan tipe cokelat berat yang bikin lo merasa bersalah setelah makan beberapa potong. Dia lebih kayak cokelat cair yang dikasih sentuhan manis, bikin kue ini tetap ringan. Kelapanya nambahin karakter, bikin setiap gigitan ada sensasi “kriuk halus” yang bikin nagih. Ini perpaduan yang nyaris nggak gagal.
Gue termasuk orang yang suka dessert simple tapi impactful. Dan Lamington Cake ini pas banget masuk kategori itu. Dia nggak neko-neko tapi tetap punya identitas yang kuat.
Sejarah Lamington Cake yang Bikin Kuenya Makin Menarik
Setelah gue kepincut sama rasanya, gue mulai kepoin sejarah Lamington Cake. Ternyata nama kue ini diambil dari Lord Lamington, seorang Gubernur Queensland, Australia, sekitar akhir 1800-an. Konon katanya, kue ini tercipta karena koki istana lagi buru-buru nyiapin dessert untuk tamu dan cuma punya sponge cake sisa. Akhirnya sponge cake itu dicelupin ke cokelat dan digulingkan ke kelapa parut.

Gue ngebayangin momen itu kayak adegan dapur chaotic tapi penuh kreativitas. Dari situ lahirlah salah satu kue paling ikonik dari Australia. Dan menurut gue, inilah contoh terbaik dari “keterbatasan memunculkan kejeniusan.” Kadang yang sederhana justru yang paling memorable.
Kuenya akhirnya populer banget, bukan cuma di Australia tapi sampe ke berbagai negara. Banyak varian lokal yang muncul, tapi semuanya tetap mempertahankan unsur utama: sponge cake, cokelat, dan kelapa.
Cara Menikmati ala Gue yang Santai Banget
Gue punya gaya sendiri buat menikmati Lamington Cake, dan lo juga bisa coba kalau mau bikin momen ngemil lo jadi lebih “bernyawa.” Pertama, gue suka refrigerate kue ini dikit biar cokelatnya agak firm, tapi sponge cake-nya tetap moist. Setelah itu gue makan sambil ditemenin secangkir teh hitam atau kopi latte.
Kenapa teh hitam? Karena rasanya netral dan bisa balance manisnya Lamington Cake. Kalau lo lebih suka kopi, latte atau cappuccino cocok banget karena foam-nya bisa ngimbangi tekstur kelapa. Duduk santai, pasang playlist lo sendiri, dan nikmati tiap gigitan. Trust me, hidup kadang cuma butuh momen kecil kayak gini buat ngereset mood.
Kalau lo tipe yang suka kue lebih dingin, bisa juga taruh Lamington Cake di kulkas semalaman. Sensasinya beda, lebih “chewy” dan cokelatnya makin nempel ke sponge cake. Enak banget.
Variasi Lamington Cake Modern yang Wajib Lo Coba
Seiring waktu, banyak banget varian modern dari Lamington Cake yang bermunculan. Gue sudah coba beberapa, dan beberapa di antaranya justru lebih cocok sama lidah lo yang suka eksplorasi manis-manis baru.
Ada yang pakai isian selai strawberry, bikin kue ini punya “kejutan” manis dan sedikit asam di tengahnya. Ini cocok buat lo yang suka rasa balance. Varian lain pakai whipped cream, yang bikin teksturnya jadi lebih creamy tanpa kehilangan karakter asli Lamington.
Kalau lo pencinta cokelat garis keras, ada juga versi double chocolate yang semua bagiannya dibalut cokelat, bahkan kelapanya pun kadang dikasih bubuk cocoa. Gue sih suka-suka aja, tapi menurut gue versi klasik tetap juara.
Beberapa bakery juga udah bikin versi mini atau bite-sized, cocok banget buat lo yang suka ngemil cepat atau buat acara kumpul-kumpul. Dan percaya deh, kue ini gampang jadi pusat perhatian karena bentuknya cute dan rasanya ngehits.
Kesimpulan
Setelah eksplorasi panjang gue soal kue ini, satu hal yang gue pegang: Lamington Cake adalah bukti bahwa kue sederhana bisa punya daya tarik yang luar biasa. Dari tekstur lembutnya, balutan cokelatnya, sampe kelapa parut yang bikin karakter, semuanya nyatu sempurna.
Kue ini cocok buat lo yang suka dessert manis tapi nggak terlalu “berat.” Cocok juga buat lo yang suka ngemil sambil santai atau sambil ngopi. Lewat cerita sejarah dan variasi modernnya, kue ini bukan cuma enak, tapi punya kisah yang bikin pengalaman makannya jadi lebih hidup.
Kalau lo belum pernah coba Lamington Cake, gue saranin banget buat cari di bakery terdekat atau cobain bikin sendiri. Dan kalau lo sudah pernah coba, mungkin ini waktu yang tepat buat eksplorasi varian lain. Siapa tahu, lo nemu versi favorit lo sendiri.
Akhir kata, Lamington Cake mungkin kecil dan terlihat sederhana, tapi dia punya daya magnet yang bikin lo balik lagi dan lagi. Selamat mencoba dan selamat menikmati petualangan rasa lo bareng kue klasik satu ini
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang food
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Pisang Sambal Roa: Sensasi Khas yang Bikin Gue Ketagihan
