Jakarta, blessedbeyondwords.com – Sore itu, di sebuah sudut pasar malam BSD, antrean mengular di depan gerobak kecil berwarna kuning. Di balik kepulan asap, seorang pria muda dengan apron merah cekatan memutar-mutar sebuah kentang besar menggunakan alat khusus, kemudian menusuknya dengan tusukan panjang seperti sate. Begitu keluar dari penggorengan, camilan itu langsung menarik perhatian: spiral kentang renyah bertabur bumbu pedas manis. Anak-anak menyebutnya “kentang tornado”. Tapi di kalangan foodies, kita mengenalnya sebagai tornado potato.
Camilan satu ini bukan barang baru. Asalnya dari Korea Selatan, dan sempat jadi tren besar di sana sekitar tahun 2009. Tapi baru beberapa tahun belakangan, ia merajalela di Indonesia—mulai dari jajanan festival, bazar sekolah, hingga food court mal-mal besar. Dan yang menarik, kepopulerannya di sini justru melejit lewat media sosial.
Video-video dengan judul “Kentang Spiral Viral!” atau “Tornado Potato Crispiest Ever!” berseliweran di TikTok dan Instagram. Kerenyahannya yang bisa terdengar di kamera, plus proses spiral yang satisfying banget, bikin siapa pun langsung pengin coba.
Tak sedikit penjual kaki lima yang mengakui bahwa omzet mereka naik drastis sejak mulai menjual tornado potato. Salah satunya adalah Pak Surya, pedagang lama di kawasan Tebet.
“Awalnya jual sosis bakar dan jagung susu keju. Tapi waktu liat tornado potato di TikTok, saya coba ikut-ikutan. Eh ternyata beneran laku keras. Sekarang dalam sehari bisa habis 80 tusuk lebih,” ungkapnya sambil tertawa kecil.
Ternyata, kekuatan visual dalam menyampaikan kelezatan memang tidak bisa diremehkan.
Apa Itu Tornado Potato? Lebih dari Sekadar Kentang Goreng
Meski terlihat simpel, tornado potato bukan hanya “kentang goreng versi spiral”. Ada keahlian dan teknik di balik bentuknya yang unik dan menggoda.
Teknik Spiral yang Presisi
Proses pembuatannya dimulai dari memilih kentang ukuran besar, lalu dipasang pada alat pemotong spiral. Alat ini akan memutar dan memotong kentang secara spiral menyeluruh, menciptakan bentuk menyerupai ulir sekrup raksasa.
Setelah spiral terbentuk, kentang langsung ditusuk dengan tusukan kayu panjang dan ditarik perlahan hingga melar menjadi panjang sekitar 20–25 cm. Hasilnya? Sebuah tornado potato yang siap masuk ke penggorengan panas.
Rahasia Kerenyahan dan Bumbu yang Menggoda
Kentang yang sudah disiapkan biasanya direndam dalam air dingin terlebih dulu untuk menghilangkan kelebihan pati. Proses ini penting agar hasil akhirnya lebih renyah dan tidak lembek. Kemudian digoreng dalam minyak panas hingga keemasan.
Bumbu menjadi faktor pembeda utama. Beberapa varian populer di Indonesia antara lain:
-
Keju manis gurih
-
Balado pedas
-
BBQ smoky
-
Seaweed Jepang
-
Carbonara kering
Bahkan kini, beberapa inovasi baru seperti tornado potato keju leleh, topping sosis, atau yang dicelupkan ke dalam saus gochujang ala Korea mulai bermunculan.
Dengan kombinasi rasa gurih, tekstur crispy, dan tampilannya yang estetik, tak heran tornado potato jadi camilan yang disukai semua usia—dari anak-anak hingga orang dewasa.
Tornado Potato Sebagai Peluang Usaha Street Food Kekinian
Di balik kenikmatan tornado potato, ada peluang usaha yang menarik. Modalnya tergolong kecil untuk skala UMKM, tapi bisa menghasilkan keuntungan yang stabil—terutama jika dijual di lokasi yang ramai pengunjung seperti car free day, sekolah, mal, atau event komunitas.
Modal Awal dan Alat Produksi
Untuk memulai usaha tornado potato, berikut perkiraan kebutuhan awal:
-
Alat spiral pemotong kentang: Rp250.000–Rp400.000
-
Kompor gas dan wajan besar: Rp300.000–Rp500.000
-
Tusuk bambu panjang: Rp30.000 per 100 pcs
-
Kentang besar lokal: Rp10.000–Rp15.000/kg
-
Bumbu tabur aneka rasa: Rp150.000 (varian 4–5 rasa)
-
Kemasan: Rp50.000–Rp100.000/bulan
-
Biaya gerobak (opsional): Rp1 juta–Rp2 juta
Total estimasi modal awal di bawah Rp3 juta, tergantung skala dan lokasi berjualan. Dengan harga jual rata-rata Rp10.000–Rp15.000 per tusuk, margin keuntungan bisa mencapai 60–70%.
Strategi Promosi: Online dan Offline
Yang bikin usaha ini menarik adalah dukungan dari kekuatan media sosial. Para penjual hanya perlu merekam proses spiral dan goreng kentang dengan suara kriuk yang menggoda, lalu mengunggahnya ke TikTok atau Reels Instagram. Dengan caption yang tepat dan hashtag populer, konten bisa viral hanya dalam beberapa jam.
Tak sedikit yang menjadikan ini strategi utama pemasaran. Bahkan ada penjual yang membuka pre-order melalui DM atau WhatsApp hanya berdasarkan permintaan dari video viralnya.
Di sisi lain, promosi offline tetap penting. Menyediakan sampel gratis, menawarkan paket hemat, atau desain booth yang Instagramable bisa meningkatkan minat pembeli yang lewat.
Tornado Potato dan Budaya Street Food Indonesia yang Dinamis
Camilan ini bukan sekadar tren makanan viral. Tornado potato menunjukkan betapa dinamisnya dunia street food di Indonesia—mampu menyerap inspirasi luar negeri dan mengolahnya sesuai selera lokal.
Adaptasi Rasa Lokal
Meskipun tornado potato berasal dari Korea, bumbu-bumbunya disesuaikan dengan cita rasa Indonesia. Varian balado pedas manis, asin gurih, dan jagung manis keju menjadi favorit banyak orang karena sudah familiar di lidah masyarakat kita.
Tak sedikit pula penjual yang berkreasi membuat versi rasa rendang, sambal matah, atau bahkan abon sapi sebagai topping unik.
Panggung Kreativitas Generasi Muda
Yang juga menarik adalah bagaimana generasi muda mengambil peran besar dalam menyebarkan dan membentuk tren ini. Banyak pelaku usaha tornado potato adalah anak-anak muda usia 18–30 tahun yang sebelumnya bekerja di bidang non-kuliner.
Dengan modal keberanian, kreativitas, dan wawasan digital marketing, mereka menjadikan camilan ini sebagai pintu masuk ke dunia wirausaha. Bahkan beberapa sudah membuka cabang di kota lain atau menjual franchise dalam skala kecil.
Seorang mahasiswi bernama Ayu, misalnya, memulai bisnis tornado potato dari stand kecil di depan kampusnya di Bandung.
“Awalnya iseng aja buat tugas kuliah, tapi ternyata laku. Sekarang malah punya dua booth dan satu pegawai. Nggak nyangka bakal sejauh ini,” ujarnya dengan semangat.
Masa Depan Tornado Potato di Tengah Persaingan Kuliner Cepat
Sebagai camilan viral, tantangan tornado potato adalah menjaga eksistensinya di tengah cepatnya rotasi tren kuliner. Setiap tahun, selalu ada makanan baru yang muncul—mulai dari croffle, donat mie, hingga es krim di atas mangkuk ramen.
Inovasi adalah Kunci
Agar tidak tenggelam dalam lautan tren sesaat, inovasi menjadi kunci keberlanjutan. Beberapa ide yang mulai dikembangkan oleh pelaku usaha antara lain:
-
Tornado potato isi: Kentang spiral diisi dengan sosis, keju, atau bahkan daging cincang di bagian dalam.
-
Versi mini: Camilan ukuran kecil untuk anak-anak atau sebagai snack instan.
-
Kemasan frozen: Produk yang bisa dibeli dan digoreng sendiri di rumah.
-
Kolaborasi rasa: Menggabungkan bumbu dari negara lain, seperti cajun Amerika, wasabi Jepang, atau tandoori India.
Selain inovasi produk, branding dan pengalaman visual tetap menjadi faktor penting. Desain booth, nama unik, serta pelayanan cepat bisa menciptakan kesan yang membuat pembeli ingin datang kembali.
Potensi Ekspor?
Bukan tidak mungkin tornado potato menjadi salah satu produk ekspor kuliner Indonesia, terutama jika dikombinasikan dengan bumbu khas nusantara. Dengan packaging yang menarik dan cita rasa yang unik, camilan ini bisa menarik pasar Asia Tenggara atau Timur Tengah.
Tapi tentu, butuh konsistensi kualitas dan manajemen yang solid untuk menembus pasar ekspor.
Penutup: Tornado Potato, Camilan Spiral yang Membawa Harapan
Dari sekadar camilan viral, tornado potato kini menjelma menjadi peluang usaha dan simbol kreativitas kuliner anak bangsa. Ia membuktikan bahwa makanan tak hanya tentang rasa, tapi juga tentang pengalaman visual, strategi digital, dan semangat wirausaha.
Di tengah tantangan ekonomi dan cepatnya perubahan tren, kehadiran camilan seperti ini menjadi angin segar. Tornado potato memberi kita pelajaran bahwa dengan ide sederhana, alat yang tepat, dan keberanian untuk mencoba, siapa pun bisa memulai sesuatu yang besar—bahkan dari sepotong kentang spiral.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel dari: Kenikmatan Burger Daging: Lezat, Mengenyangkan, dan Selalu Menggoda
Kunjungi Website Resmi: nanastoto