Bubur Pontianak, waktu pertama kali saya ke Pontianak, saya pikir semua bubur di Indonesia itu ya antara bubur ayam Jakarta, bubur Manado, atau bubur sumsum. Sampai seorang sopir ojek online dengan logat Melayu khas berkata,
“Kak, udah coba Bubur Pontianak belum? Yang asli sini beda loh!”
Seketika saya terpaku. Bubur Pontianak? Emang ada?
Lalu saya dibawa ke sebuah warung tenda sederhana di pinggir Jalan Teuku Umar. Di situ, di tengah wangi daun pandan dan kepulan uap panci besar, saya diperkenalkan dengan mangkuk berisi sesuatu yang… gak biasa. Sekilas seperti bubur sumsum, tapi ada warna ungu, cokelat, dan oranye. Ada ketan hitam, candil, pisang, kacang hijau, sampai kuah santan gurih yang wangi.
Saya ambil sesendok. Rasanya? Comfort food level dewa. Manis tapi gak bikin enek. Tekstur lembut, lengket, kenyal, creamy, semua berbaur jadi satu. Hangatnya bukan cuma di lidah, tapi sampai ke hati.
Asal Usul Bubur Pontianak — Makanan Tradisional yang Tumbuh dari Banyak Budaya
Bubur Pontianak bukan makanan baru. Bahkan, sebagian orang Kalimantan menyebutnya sebagai bubur seribu rasa, karena isinya yang lengkap dan aromanya yang khas. Tapi dari mana asalnya?
Perpaduan Melayu, Tionghoa, dan Dayak
Kota Pontianak sejak dulu dikenal sebagai melting pot budaya. Ada komunitas Melayu, Tionghoa, Dayak, hingga Bugis. Dari sinilah resep Bubur Pontianak lahir. Ia bukan produk satu etnis, tapi hasil kolaborasi dari banyak pengaruh.
-
Dari Melayu: penggunaan santan dan daun pandan sebagai pewangi alami.
-
Dari Tionghoa: teknik mengolah bubur yang teksturnya lembut tapi tidak cair.
-
Dari Dayak: bahan lokal seperti ubi ungu, kacang tanah rebus, dan pisang kepok lokal.
Makanan ini biasanya muncul saat pagi hari di pasar-pasar tradisional, atau jadi takjil wajib saat Ramadan. Dulu, bubur ini dibuat untuk anak-anak agar dapat asupan gizi lengkap dari karbo, protein, dan serat dalam satu mangkuk. Tapi sekarang? Udah jadi kuliner comfort semua umur.
Apa Saja Isi Bubur Pontianak? Mari Kita Bedah Isiannya Satu-satu
Salah satu hal paling seru dari Bubur Pontianak adalah isinya yang banyak banget. Ini bukan bubur satu rasa. Ini bubur paket komplit. Yuk, kita bongkar komponen-komponennya:
1. Bubur Sumsum
Dasar dari banyak bubur Nusantara. Terbuat dari tepung beras, santan, dan garam. Teksturnya lembut, netral, jadi landasan sempurna untuk topping manis.
2. Ubi Ungu Kukus
Diparut atau dipotong kecil-kecil. Rasanya manis alami dan bikin tampilan bubur jadi berwarna.
3. Ketan Hitam
Lembut tapi masih ada tekstur. Biasanya dimasak dengan sedikit gula merah, bikin rasa khas legit.
4. Candil atau Biji Salak
Bola-bola kecil dari tepung ketan, dimasak dalam gula aren. Kenyal dan manis—ini highlight buat banyak orang.
5. Pisang Kepok Rebus
Dipotong serong, disiram dengan kuah santan manis. Tambahan ini bikin kontras manis dan aroma khas pisang lokal.
6. Kacang Hijau atau Kacang Tanah
Rebusan kacang hijau bikin tekstur lebih lengkap. Kadang diganti kacang tanah rebus yang gurih.
7. Kuah Santan dan Gula Merah
Kuahnya dibuat dari santan cair yang dimasak dengan garam dan daun pandan. Disiram di atas bubur untuk menyatukan semuanya.
Semua komponen ini ditata di satu mangkuk atau plastik bening, disiram santan, lalu disajikan hangat (atau dingin pakai es serut kalau mau versi segar).
Di Mana Bisa Menemukan Bubur Pontianak yang Otentik?
Bubur Pontianak asli, tentu paling enak dimakan langsung di tanah kelahirannya: Kalimantan Barat. Tapi sekarang, banyak perantau asal Pontianak membawa resep ini ke luar kota, bahkan ke luar negeri.
Rekomendasi Tempat (di dalam Pontianak):
-
Bubur Amai, Jalan Siam
Salah satu yang legendaris. Sudah buka sejak 1980-an. Porsinya besar, dan toppingnya bisa pilih sesuai selera. -
Pasar Tengah Pontianak
Di pagi hari, kamu bisa nemuin banyak penjual bubur keliling dengan harga terjangkau (Rp 8.000 – Rp 12.000 per porsi). -
Bubur Bintang Jaya (dekat Gajah Mada)
Versi modern, dengan tambahan topping kekinian kayak biji selasih atau almond slice.
Di Luar Pontianak:
-
Jakarta: Coba cari di komunitas kuliner Kalbar, atau festival UMKM daerah. Banyak warung kecil yang mulai jual Bubur Pontianak.
-
Surabaya & Yogyakarta: Tersedia di pasar kaget Ramadan atau bazar kuliner kampus.
-
Luar negeri: Di Malaysia dan Singapura, ada juga versi serupa bernama “bubur cha cha”, tapi Bubur Pontianak punya rasa yang lebih “berani”.
Bubur Pontianak dan Peran Makanan sebagai Medium Nostalgia
Bagi banyak orang Pontianak (atau keturunan Kalbar yang merantau), semangkuk Bubur Pontianak adalah lebih dari sekadar sarapan manis. Ia adalah kenangan yang bisa dimakan.
Saya pernah ngobrol dengan Maya, seorang diaspora asal Kalimantan Barat yang kini tinggal di Melbourne, Australia.
“Setiap kali masak Bubur Pontianak, rasanya kayak pulang. Padahal saya masih di dapur apartemen kecil. Tapi aromanya… bikin ingat Mama, pagi-pagi nyalain kompor dan rebus candil,” katanya sambil tersenyum.
Makanan seperti Bubur Pontianak punya kekuatan besar. Ia merekam momen-momen kecil: tangan ibu yang sibuk di dapur, suara tangisan anak kecil yang rewel minta topping lebih banyak, atau hangatnya semangkuk bubur saat hujan pertama musim barat datang.
Dan sekarang, ketika makanan makin digeneralisasi jadi “dessert manis Asia”, penting bagi kita buat menjaga identitas unik setiap hidangan tradisional. Karena di balik rasa, ada nilai, budaya, dan cerita yang hidup.
Penutup: Bubur Pontianak — Makanan Manis dengan Nilai yang Dalam
Bubur Pontianak mungkin terlihat sederhana. Tapi ia adalah hasil dari percampuran budaya, perawatan generasi, dan cita rasa lokal yang tidak dibuat instan. Ia tidak hadir dari dapur modern, tapi dari tangan-tangan sabar yang tahu bahwa makanan enak itu butuh waktu.
Dan buat kamu yang belum pernah coba, percayalah: satu sendok bubur ini bisa bikin kamu berpikir ulang soal makna “sarapan manis”.
Jadi, kalau kamu melihat bubur ini di etalase pasar atau bazar lokal, jangan ragu untuk beli. Atau bahkan coba bikin sendiri di rumah. Karena kadang, cara terbaik untuk mengenal budaya baru bukan lewat buku atau film—tapi lewat makanan yang hangat di mangkuk dan hangat di hati.
Baca Juga Artikel dari: Ikan Ayam Bakar: Perpaduan Rasa Unik yang Bikin Lidah Jonitogel
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food