Rawon Jatim

Rawon Jatim: Hitam, Hangat, dan Rasa Tak Pernah Gagal

Jakarta, blessedbeyondwords.com – Kalau ada satu makanan Indonesia yang bisa membuatmu berpikir, “kok enak banget padahal warnanya gelap begini?”, maka jawabannya adalah Rawon. Tepatnya: Rawon khas Jawa Timur, atau yang biasa disebut Rawon Jatim.

Bayangkan ini: sepiring nasi putih hangat, disiram kuah hitam pekat yang mengepul wangi, dengan potongan daging empuk dan taburan tauge pendek segar. Di sampingnya, sambal terasi dan kerupuk udang, lengkap sudah.

Kata seorang temanku dari Jakarta, “Rawon itu seperti rendang yang berkuah. Tapi lebih gurih, lebih wangi, dan… lebih susah dijelaskan.”

Sebagai jurnalis kuliner yang sudah keliling Jawa Timur dari Surabaya ke Banyuwangi, saya bisa bilang satu hal: rawon bukan hanya soal rasa. Ia adalah warisan budaya. Ada kehangatan, ada sejarah, ada cerita panjang dari satu sendok rawon.

Sejarah Rawon: Dari Dapur Kerajaan ke Warung Kaki Lima

Rawon Jatim

Rawon bukan makanan baru. Ia bahkan dipercaya sudah ada sejak era Kerajaan Mataram Kuno—sekitar abad ke-10. Saat itu, rawon disebut-sebut sebagai masakan bangsawan yang disajikan untuk acara-acara penting.

Bahan Kunci: Kluwek

Yang bikin rawon beda dari sup daging lain adalah kluwek—buah hitam yang jika diolah benar, akan menghasilkan rasa umami yang dalam dan khas. Sedikit pahit, tapi justru itulah keistimewaannya.

Fun fact:
Kluwek itu harus dipilih hati-hati. Salah pilih bisa beracun. Oleh karena itu, biasanya hanya digunakan oleh orang yang tahu teknik pengolahannya. Kluwek yang bagus berwarna hitam pekat di dalam, dengan aroma khas seperti fermentasi ringan.

Evolusi Rawon

  • Masa kerajaan: hanya disajikan untuk bangsawan

  • Era kolonial: mulai masuk ke masyarakat luas lewat dapur priyayi

  • Zaman modern: jadi ikon kuliner Jawa Timur yang wajib dicoba turis

Kini, rawon tak lagi eksklusif. Ia tersedia dari warung kecil di pinggir jalan sampai hotel bintang lima. Tapi meskipun tempatnya berubah, cita rasanya tetap satu: kuah hitam yang menggoda dan kaya rempah.

Apa yang Membuat Rawon Jatim Berbeda?

Banyak orang keliru menganggap semua rawon itu sama. Padahal, Rawon Jatim punya ciri khas unik yang membedakannya dari versi lain, seperti Rawon Solo atau Rawon modern fusion.

Karakteristik Rawon Jatim:

  1. Kuah Hitam Pekat

    • Warna berasal dari kluwek, tapi juga dari teknik menumis bumbu yang cukup lama

    • Biasanya lebih gelap dibanding rawon daerah lain

  2. Daging Sapi Empuk

    • Potongan daging besar, dimasak lama agar empuk dan juicy

    • Beberapa warung juga menyajikan rawon iga atau rawon buntut

  3. Bumbu Lengkap dan Kuat

    • Bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, kemiri, ketumbar, daun jeruk, dan tentu saja kluwek

    • Ditumis hingga aromanya ‘matang’ sebelum disiram kaldu

  4. Pelengkap yang Komplit

    • Tauge pendek mentah, telur asin, sambal terasi, empal suwir, kerupuk udang

  5. Nasi Campur atau Pisah

    • Di beberapa daerah seperti Pasuruan atau Probolinggo, nasi kadang langsung dicampur dengan kuah di piring

Anecdote: Waktu saya makan rawon di warung kecil di Bangil, pemilik warung bilang, “Di sini rawon itu obat kangen. Anak rantau selalu balik buat makan rawon ibunya.” Dan saya paham kenapa.

Resep Rawon Jatim Autentik ala Warung Legendaris

Penasaran cara bikin Rawon Jatim yang legit? Berikut resep yang sudah dimodifikasi agar lebih mudah diikuti di dapur rumah.

Bahan Utama:

  • 500 gr daging sapi (sandung lamur/iga/buntut)

  • 2 liter air untuk kaldu

  • 5 buah kluwek, ambil isinya, rendam air panas

  • 5 siung bawang putih

  • 7 siung bawang merah

  • 3 butir kemiri

  • 1 sdt ketumbar

  • 2 cm jahe

  • 2 cm lengkuas (memarkan)

  • 3 lembar daun jeruk

  • Garam, gula, merica secukupnya

  • Minyak untuk menumis

Pelengkap:

  • Tauge pendek

  • Telur asin

  • Sambal rawit

  • Kerupuk udang

  • Nasi putih

Cara Membuat:

  1. Rebus daging sapi hingga empuk, potong-potong. Simpan kaldunya.

  2. Haluskan bumbu: bawang, kemiri, ketumbar, jahe, dan kluwek.

  3. Tumis bumbu halus + daun jeruk hingga wangi dan matang.

  4. Masukkan bumbu ke dalam kaldu, aduk rata.

  5. Tambahkan daging, garam, gula, dan koreksi rasa.

  6. Masak hingga kuah menghitam dan bumbu meresap.

Pro tip: Jangan buru-buru. Rawon yang enak dimasak perlahan, minimal 2 jam agar rasa menyatu sempurna.

Rekomendasi Tempat Makan Rawon Legendaris di Jawa Timur

Rawon Jatim

Kalau kamu belum sempat masak, cobain dulu rawon di tempat-tempat berikut. Saya jamin, pengalaman rasa dan suasananya bakal nempel di kepala.

Rawon Setan – Surabaya

  • Terkenal karena buka malam hari dan porsi dagingnya jumbo

  • Daging empuk, kuah hitam pekat, cocok buat begadang setelah nongkrong

Rawon Nguling – Probolinggo

  • Salah satu rawon paling ikonik di Indonesia

  • Sudah ada sejak 1940-an

  • Dipakai untuk menjamu tamu negara

Rawon Kalkulator – Taman Bungkul, Surabaya

  • Namanya unik karena penjualnya menghitung cepat tanpa kalkulator

  • Cocok buat nongkrong sore sambil makan enak dan murah

Rawon Bu Lilik – Banyuwangi

  • Versi rawon dengan tambahan tempe goreng dan sambal tomat khas

  • Rasanya balance, cocok buat pemula yang baru kenal rawon

Rawon Iga Mak Ndok – Sidoarjo

  • Menyajikan rawon dengan iga sapi besar dan empuk

  • Tersedia juga rawon campur babat dan paru

Saran saya? Jangan cuma datang untuk makan. Ngobrollah dengan penjualnya. Kadang dari sana kita bisa dapat resep rahasia, atau minimal cerita tentang perjuangan warung itu berdiri.

Penutup: Rawon Jatim adalah Simfoni Rasa, Warisan, dan Keberanian Bermain Rempah

Di dunia kuliner yang terus berubah—dari tren makanan fusion, plating minimalis, hingga makanan instan viral—rawon tetap bertahan. Bukan karena tampilannya. Tapi karena rasa, sejarah, dan kedalaman yang sulit ditiru.

Rawon Jatim adalah pengingat bahwa makanan tidak harus manis atau pedas untuk menjadi memorable. Kadang, justru dari warna hitam pekat-lah kita menemukan cita rasa yang paling kompleks dan berkesan.

Dan dalam semangkuk rawon, ada lebih dari sekadar daging dan kuah. Ada cinta ibu, ada warisan nenek moyang, ada rahasia kluwek, dan ada semangat kita sebagai pecinta kuliner sejati.

Baca Juga Artikel dari: Ayam Betutu: Dari Dapur Kerajaan Bali ke Meja Kita Tvtoto

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food

Author