Ragusa Es Italia

Ragusa Es Italia: Legenda Es Krim Lawas yang Masih Eksis

Jakarta, blessedbeyondwords.com – Di tengah keramaian Jalan Veteran I, Jakarta Pusat, berdiri satu bangunan klasik yang terus menjadi magnet sejak zaman kolonial. Namanya Ragusa Es Italia. Toko es krim ini bukan sekadar tempat makan penutup, tapi juga museum hidup yang membawa kita menembus waktu—ke masa Jakarta masih bernama Batavia.

Didirikan oleh dua bersaudara berkebangsaan Italia, Luigi dan Vincenzo Ragusa, usaha ini bermula dari kecintaan mereka terhadap teknik membuat es krim ala Italia (gelato) yang berbeda dengan es krim biasa: lebih padat, lembut, dan rendah lemak. Mereka pertama kali membuka gerai permanennya pada tahun 1932, dan sejak itu, nama Ragusa tak pernah lepas dari peta kuliner legendaris ibu kota.

Saya pertama kali menginjakkan kaki ke Ragusa atas ajakan seorang teman pecinta kuliner klasik. Waktu itu siang hari, panas Jakarta menggigit, dan ketika menyantap satu sendok pertama es krim Nougat di tempat ini, saya langsung merasa seperti dipindahkan ke masa lampau. Bukan cuma dari rasanya yang otentik dan lembut, tapi juga dari aroma kayu tua, kipas angin langit-langit yang masih berfungsi, serta kursi rotan jaman Belanda yang dibiarkan setia berdiri sejak awal toko ini dibuka.

Ragusa Es Italia bukan tempat es krim biasa. Ia adalah bagian dari memori kolektif warga Jakarta, tempat generasi kakek-nenek dulu berkencan, orang tua melepas penat, hingga generasi Z kini datang untuk bernostalgia atau sekadar cari spot foto Instagramable dengan sentuhan vintage.

Rasa-Rasa Klasik yang Tak Pernah Mati

Ragusa Es Italia

Bila ditanya, apa yang paling membedakan Ragusa Es Italia dari ratusan gerai es krim dan dessert modern saat ini, jawabannya adalah: kesederhanaan rasa yang jujur. Tidak ada topping berlebihan, tidak ada warna sintetis mencolok, dan tidak ada inovasi aneh-aneh.

Varian andalan seperti Vanilla, Cokelat, Mocca, Tutti Frutti, Rum Raisin, dan Nougat menjadi pilar utama sejak awal. Semuanya dibuat dari bahan segar seperti susu sapi murni, telur, dan buah-buahan asli—tanpa campuran es batu, pengawet, atau pemanis buatan.

Salah satu menu favorit yang selalu jadi incaran pengunjung adalah Spaghetti Ice Cream. Dinamai demikian karena tampilannya menyerupai mi panjang—bukan karena benar-benar dari pasta. Rasanya? Luar biasa unik. Tekstur gelato-nya halus, disiram sirup cokelat, dan dilengkapi kacang tanah cincang serta biskuit. Anak-anak sampai dewasa pasti tertarik hanya dari tampilannya saja.

Ada pula Rum Raisin yang mengandung sedikit aroma alkohol khas, membuatnya jadi favorit pengunjung dewasa yang mencari rasa “berbeda” dari es krim konvensional. Sedangkan Tutti Frutti, dengan potongan buah keringnya, mengingatkan pada kue-kue Natal zaman dulu.

Yang menarik, semua varian ini dibuat di tempat yang sama sejak puluhan tahun lalu. Tak berubah. Bahkan, kalau bertanya ke pelayan yang sudah kerja lebih dari 20 tahun, mereka akan bilang, “Resepnya masih sama kayak dulu waktu Pak Ragusa yang pegang.”

Saya sempat mengobrol dengan pengunjung berusia 50-an bernama Pak Anton. Ia bilang, “Saya dibawa ayah saya ke sini tahun 80-an. Sekarang saya bawa cucu saya. Rasanya nggak berubah, malah kenangannya yang makin banyak.”

Suasana Vintage yang Tidak Dibuat-Buat

Banyak kafe zaman sekarang yang sengaja didesain dengan gaya retro. Tapi beda dengan Ragusa Es Italia—tempat ini tidak mencoba tampil tua. Ia memang tua. Dan itulah pesonanya.

Begitu masuk, kamu akan menemukan meja bundar dengan kursi rotan asli era 40-an, lantai tegel klasik, dan ventilasi langit-langit besar yang mengundang cahaya alami. Tidak ada AC, hanya kipas angin jadul yang terus berputar pelan. Di dinding tergantung foto-foto lama yang memajang sejarah toko dan pemiliknya. Semua terasa seperti rumah nenek, tapi dalam versi publik.

Interiornya tidak mewah, bahkan cenderung sederhana. Tapi itulah daya tariknya. Pengunjung yang datang bukan hanya ingin makan es krim, tapi juga ingin menikmati sensasi berada di ruang yang punya cerita panjang. Sambil menyendok es krim, kamu bisa dengar obrolan keluarga, suara pengamen jalanan yang kadang mampir, atau sekadar merasakan angin sore Jakarta yang menampar wajah dengan pelan.

Uniknya, Ragusa tidak menjual air mineral atau minuman pendamping. Alasannya sederhana, agar rasa es krimnya tidak “rusak” oleh rasa lain. Tapi tenang, di luar gerai banyak pedagang kaki lima yang menjual minuman, kerak telor, hingga sate. Malah, kombinasi makan es krim di dalam lalu lanjut ngemil di luar jadi semacam ritual tidak tertulis bagi banyak pengunjung.

Bertahan di Tengah Arus Zaman dan Tren Kuliner Baru

Bayangkan, dalam usia hampir satu abad, Ragusa Es Italia telah melewati berbagai era: dari zaman kolonial, kemerdekaan, Orde Baru, reformasi, hingga zaman digital dan tren TikTok saat ini. Semua itu dilalui tanpa mengubah terlalu banyak.

Padahal, di sekitar Jakarta, tren kuliner berubah sangat cepat. Setiap bulan ada dessert baru, bubble tea kekinian, es krim nitrogen, gelato fusion, dan lainnya. Tapi Ragusa tetap percaya pada kekuatannya: tradisi dan konsistensi rasa.

Tak jarang, tempat ini viral kembali karena diulas oleh food blogger atau selebgram yang penasaran dengan tempat “es krim legendaris” ini. Tapi mereka datang bukan karena ingin tren, melainkan ingin menyentuh kembali rasa yang bertahan dari zaman ke zaman.

Menurut berita dari media kuliner nasional, Ragusa tak pernah membuka cabang resmi. Jadi satu-satunya cara merasakan es krim original Ragusa adalah datang langsung ke Jalan Veteran. Hal ini menjadi bukti bahwa Ragusa memilih kualitas daripada ekspansi. Mereka ingin menjaga warisan, bukan mengejar kuantitas.

Apakah mereka pernah kesulitan? Tentu. Terutama saat pandemi, ketika semua restoran dan tempat publik sepi. Tapi pelan-pelan, pelanggan lama mulai kembali. Bahkan banyak yang datang bukan cuma untuk membeli, tapi untuk memberikan dukungan moril—karena tahu bahwa Ragusa adalah bagian dari identitas kota.

Mengapa Ragusa Harus Masuk Daftar Kuliner Wajib Kunjung

Kalau kamu sedang di Jakarta, entah liburan atau dinas kerja, mengunjungi Ragusa Es Italia harus masuk daftar utama. Bukan cuma karena rasanya, tapi karena ia adalah pengalaman kuliner dan budaya yang otentik.

Berikut beberapa alasan mengapa tempat ini layak jadi destinasi:

1. Autentik dan Legendaris

Rasanya tidak pasaran. Kamu tidak akan temukan es krim Ragusa di tempat lain, bahkan di supermarket atau toko online.

2. Waktu Seolah Berhenti

Kamu bisa merasakan atmosfer Jakarta tempo dulu, tanpa harus pergi ke museum. Duduklah di kursi rotan, nikmati satu scoop vanilla klasik, dan dengarkan obrolan orang sekitar.

3. Tempat yang Penuh Cerita

Banyak pasangan yang dulu berkencan di sini, sekarang datang bersama anak atau cucu. Bahkan ada yang membuat janji untuk kembali setiap tahun sebagai tradisi keluarga.

4. Harga Masih Ramah di Kantong

Di tengah harga dessert premium yang melambung, Ragusa tetap menjaga harganya tetap terjangkau. Di bawah Rp50.000 kamu sudah bisa menikmati satu porsi es krim legendaris.

5. Spot Foto Vintage Otentik

Tanpa perlu filter atau editing berlebihan, tiap sudut Ragusa sudah memberikan estetika yang ‘jadul tapi charming’.

Dan jika kamu bertanya pada para penggemar kuliner lawas, mereka akan bilang: Ragusa bukan cuma soal es krim, tapi soal kenangan. Soal bagaimana tempat ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, antara generasi yang berbeda namun tetap bisa menikmati satu hal yang sama: rasa manis yang sederhana, tapi bermakna.

Penutup: Es Krim Bukan Sekadar Makanan Penutup—Ia Bisa Menjadi Awal Sebuah Cerita

Ragusa Es Italia membuktikan bahwa dalam dunia yang terus berubah, ada hal-hal sederhana yang layak dipertahankan. Di tengah derasnya inovasi kuliner dan kecanggihan teknologi, rasa otentik, kejujuran dalam penyajian, serta konsistensi bisa jadi nilai yang tak tergantikan.

Dan di tempat kecil bernama Ragusa, semua itu diracik jadi satu. Dalam satu scoop es krim klasik, tersimpan puluhan tahun cerita, ribuan senyuman, dan tak terhitung memori manis yang terus tercipta hingga hari ini.

Jadi, lain kali kamu ke Jakarta, jangan hanya cari yang kekinian. Temukan yang legendaris. Temukan Ragusa.

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food

Baca Juga Artikel dari: French Fries: Camilan Renyah yang Tak Pernah Gagal Menggoda

Kunjungi Website Resmi: oppatoto

Author