Jakarta, blessedbeyondwords.com – Suatu sore di pinggiran Jakarta Timur, sebuah gerobak dengan tulisan mencolok “Roti John Spesial Telur Daging” mulai dipadati pembeli. Suara telur yang digoreng cepat bercampur dengan aroma roti panggang dan rempah. Di samping gerobak, seorang anak SMA dengan seragam masih lengkap menunggu dengan sabar sambil main HP. “Bang, yang pedes level 3 ya,” katanya santai.
Itulah Roti John. Makanan sederhana yang tampaknya tidak punya cerita rumit, tapi justru di sanalah letak kekuatannya. Roti panjang berisi telur, daging cincang, sayuran, dan aneka saus, disajikan panas-panas, langsung dari atas teflon. Tapi jangan salah—walau awalnya merakyat, kini Roti John sudah menjelma jadi menu kekinian, bahkan muncul di kafe-kafe Instagramable dengan harga dua sampai tiga kali lipat dari gerobakan.
Tapi apa sebenarnya Roti John? Dari mana asalnya? Mengapa namanya seperti nama bule?
Asal-usul RotiJohn bisa ditelusuri hingga ke masa kolonial dan migrasi kuliner di Asia Tenggara. Banyak yang percaya makanan ini pertama kali populer di Singapura pada era 1960-an, saat penjual lokal mencoba menyajikan hidangan cepat saji bergaya Barat dengan sentuhan lokal. Nama “John” sendiri dipercaya berasal dari sapaan umum bagi bule, sehingga roti ala bule ini pun diberi nama “Roti John”.
Seiring waktu, Roti John menyeberang ke Malaysia dan Indonesia, dan mengalami adaptasi lokal. Di Indonesia, rasa dan topping-nya lebih eksploratif—mulai dari sosis, keju mozarella, sampai abon dan sambal matah. Yang pasti, di mana pun kamu menemukan RotiJohn, ada satu hal yang selalu sama: sensasi makan makanan jalanan yang kaya rasa dan bikin kenyang.
Struktur Roti John—Simpel tapi Kaya Rasa
Kalau kita bongkar isi dari Roti John versi klasik, sebenarnya cukup sederhana. Tapi justru dari kesederhanaan itulah muncul kreativitas tiada batas. Secara garis besar, inilah komponen utama RotiJohn:
-
Roti Panjang (Biasanya Roti Prancis atau Roti Hotdog Lebar)
Roti ini tidak dipotong habis, melainkan dibelah memanjang seperti sandwich, lalu dibuka dan dipanggang di atas telur dan topping. -
Telur Dadar yang Dipanggang Bersama Isian
Ini ciri khas RotiJohn. Telur dikocok bersama daging cincang, lalu dituang ke atas teflon. Sebelum telur matang sepenuhnya, roti diletakkan di atasnya dan ditekan perlahan agar menyatu. -
Daging Cincang atau Sosis
Daging sapi dan ayam adalah dua pilihan utama. Tapi beberapa pedagang kreatif menambahkan kornet, sosis, smoked beef, bahkan tuna. -
Sayuran Segar
Biasanya kol dan daun selada, kadang juga tomat dan timun. Ini memberi kontras segar pada roti yang gurih dan panas. -
Saus dan Keju
Nah, bagian ini yang bikin Roti John lebih modern. Saus sambal, mayones, keju parut atau keju leleh, bahkan mustard dan saus teriyaki mulai jadi favorit.
Ada satu warung di Bandung yang bahkan menambahkan saus rendang sebagai topping Roti John mereka. “Ini RotiJohn rasa Minang, Bang,” ujar si penjual sambil tertawa saat kami tanya kenapa rendang.
Walaupun terlihat seperti sandwich biasa, proses membuat RotiJohn selalu punya gaya tersendiri. Ada atraksi saat memutar roti di atas teflon, ada ketukan spatula yang khas, dan tentu saja—aroma sedap yang mengundang orang mendekat.
Dari Jalanan ke Kafe—Roti John Menjelma Jadi Menu Hits
Tidak bisa dipungkiri, dalam lima tahun terakhir, RotiJohn naik kelas. Ia tidak lagi hanya dijajakan di pinggir jalan atau bazar malam. Kini, kamu bisa menemukannya di menu brunch kafe hipster, food court mal, bahkan sebagai varian “premium street food” dalam event kuliner nasional.
Di Jakarta, misalnya, salah satu kafe di Kemang menyajikan Roti John Truffle Beef—roti panggang isi wagyu cincang, telur, daun rocket, saus truffle mayo, dan keju raclette. Harganya? Sekitar Rp80.000. Tapi yang mengejutkan, antreannya tetap ada.
Bagaimana Roti John bisa jadi sepopuler ini?
-
Ukuran Besar, Harga Terjangkau (versi gerobakan)
Cocok untuk generasi muda yang suka makan banyak tapi ogah mahal. -
Bisa Dimakan Sendiri atau Sharing
Panjang Roti John bisa mencapai 30 cm lebih. Cocok buat makan ramean atau buat posting konten kuliner. -
Instagramable dan Visual yang Menggoda
Lelehan saus dan keju di atas roti panggang selalu jadi daya tarik visual. Apalagi ditambah efek bakar-bakaran di atas teflon panas. -
Rasa Familiar, Sentuhan Baru
Makanan ini familiar—ada roti, telur, daging. Tapi penyajiannya yang unik dan topping-nya yang variatif bikin rasanya selalu fresh. -
Mudah Dibawa Pulang
Dalam era makanan delivery dan take away, RotiJohn sangat cocok. Bungkusnya simpel, dan tetap enak walau sudah dingin.
Tren Roti John bahkan mendorong munculnya banyak waralaba lokal dengan branding catchy. Nama-nama seperti “Roti Bang John”, “Johnlicious”, sampai “JohnnyBoy” bermunculan. Bahkan ada gerai yang menyajikan challenge makan RotiJohn 1 meter dalam 10 menit, lengkap dengan hadiah uang tunai.
Roti John dan Eksperimen Rasa yang Nggak Ada Habisnya
Yang menarik dari Roti John adalah bagaimana satu bentuk sederhana bisa diutak-atik sedemikian rupa. Setiap kota punya variasi sendiri. Setiap penjual punya ciri khas saus dan gaya memasak yang berbeda.
Beberapa variasi populer yang patut dicoba:
-
Roti John Mozarella Melt: topping keju mozarella meleleh yang ditorch langsung di depan pembeli.
-
Roti John Sambal Korek: versi super pedas yang membakar lidah, tapi bikin ketagihan.
-
Roti John Tuna Mayo: varian “light” untuk yang ingin opsi lebih ringan, biasanya jadi favorit ibu-ibu dan anak sekolah.
-
Roti John Carbonara: saus creamy ala pasta yang dituangkan di atas roti.
-
Roti John Rendang atau Ayam Geprek: fusion unik antara rasa Nusantara dan gaya Barat.
Salah satu kedai di Jogja bahkan punya Roti John edisi Ramadhan, dengan kurma dan keju di dalamnya. Aneh? Mungkin. Tapi katanya laris manis sebagai menu buka puasa.
Yang menarik, karena bentuknya panjang, RotiJohn juga kerap dibagi dua rasa. Jadi kamu bisa request “setengah rendang, setengah smoked beef”. Praktis dan tidak membosankan.
Membuat Roti John di Rumah? Bisa Banget!
Kabar baiknya, kamu bisa membuat Roti John homemade tanpa perlu alat khusus. Hanya butuh teflon besar dan bahan yang mudah ditemukan di dapur. Berikut resep sederhana yang bisa kamu coba:
Bahan:
-
1 roti panjang (roti hotdog besar atau roti perancis)
-
2 butir telur
-
100 gr daging sapi/ayam cincang
-
1 siung bawang putih (cincang)
-
1 sdm saus tiram
-
Garam dan lada secukupnya
-
Mayones, saus sambal, keju parut
-
Daun selada atau kol cincang
Langkah:
-
Tumis bawang putih dan daging cincang hingga matang. Tambahkan saus tiram, garam, dan lada.
-
Kocok telur dalam mangkuk, masukkan daging tumis.
-
Panaskan teflon, tuang telur-daging, ratakan.
-
Sebelum matang sempurna, letakkan roti di atasnya, tekan perlahan.
-
Balik seluruh roti (telur kini di atas), panggang roti hingga agak garing.
-
Angkat, belah roti, beri sayuran, saus, dan taburan keju.
-
Sajikan hangat. Makin enak kalau ditemani teh manis dingin.
Tips dari dapur: tambahkan bubuk kari atau lada hitam untuk aroma lebih menggoda. Jangan lupa test saus favorit kamu—barbecue, gochujang, sambal ijo? Bisa semua.
Penutup: Roti John, Bukan Sekadar Makanan Biasa
Roti John bukan hanya soal roti panjang berisi telur dan daging. Ia adalah contoh nyata bagaimana kuliner jalanan bisa naik kelas. Dari kaki lima sampai meja kafe, dari resep rumahan sampai waralaba nasional—RotiJohn membuktikan bahwa makanan sederhana pun bisa jadi istimewa, asal diolah dengan kreativitas dan rasa cinta.
Dalam dunia kuliner yang terus berubah, Roti John tetap relevan karena fleksibilitas dan keakrabannya. Ia tak pernah memaksa untuk terlihat mewah. Tapi justru di situlah kekuatannya. Ia hadir sebagai teman perjalanan, pengganjal lapar, dan penyejuk nostalgia.
Jadi, kalau kamu belum pernah coba RotiJohn, mungkin ini saat yang tepat. Entah itu dari gerobak di sudut gang atau kafe bergaya industrial di pusat kota, nikmatnya tetap sama: renyah, gurih, dan selalu bikin senyum.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel dari: Lezatnya Hotdog Sosis: Camilan Modern yang Mendunia