Jakarta, blessedbeyondwords.com – Beberapa waktu lalu, ketika saya sedang melakukan liputan kuliner di sebuah pasar tradisional yang sudah cukup terkenal di Jawa Barat, saya bertemu dengan seorang ibu yang sedang menjual donat bentuk bulat kecil dengan aroma manis yang begitu khas. Ia berkata, “Ini donat tape lembut, Nak. Kalau dicoba, pasti ketagihan.” Dengan senyum percaya diri, ia menyodorkan satu plastik kecil berisi empat buah donat. Benar saja, gigitan pertama langsung membuat saya terdiam sejenak—langsung terasa bahwa ini bukan donat biasa.
Donat tape lembut adalah salah satu inovasi kuliner yang menggabungkan cita rasa tradisional tape singkong dengan tekstur modern donat yang empuk dan mengembang. Perpaduan inilah yang menjadikan jajanan ini mendapat tempat di hati masyarakat. Banyak media kuliner Indonesia menyoroti bahwa tren makanan berbasis tape kini kembali mendapatkan spotlight, terutama karena generasi muda mulai mencari makanan dengan rasa autentik tetapi tetap sesuai selera kekinian.
Tape singkong dikenal sebagai makanan fermentasi tradisional yang punya rasa manis-asam, sedikit menyengat, namun justru itu yang menambah karakter. Ketika dicampur ke dalam adonan donat, tape memberikan kelembutan alami, aroma khas, dan rasa manis yang lebih dalam. Ada sesuatu yang unik ketika modernitas bertemu tradisi dalam satu gigitan.
Yang menarik, popularitas donat tape lembut bukan hanya karena rasanya yang enak, tetapi juga karena adanya kebangkitan UMKM kuliner yang kreatif. Mereka tidak hanya menjual donat bulat klasik, tetapi juga menciptakan variasi topping seperti gula halus, caramel crunch, cokelat leleh, keju, matcha glaze, hingga varian artisan yang dijual di kafe-kafe modern.
Saat melihat perkembangan kuliner ini, saya langsung teringat bagaimana banyak food vlogger Indonesia mulai meliput donat tape dari berbagai daerah—dari Bandung, Subang, hingga Malang. Sebagian dari mereka sampai mengatakan bahwa donat tape lembut adalah “versi lokal terbaik dari fusion donut”.
Dan jujur saja, saya setuju.
Rahasia di Balik Kelezatan Donat Tape Lembut: Fermentasi, Tekstur, dan Ilmu di Balik Adonan

Sebelum membahas resep atau proses pembuatan, kita perlu memahami apa sebenarnya kelebihan tape singkong yang membuat donat tape lembut begitu istimewa. Ada beberapa alasan yang sering dibahas para ahli kuliner dan pelaku UMKM yang saya wawancarai.
A. Fermentasi sebagai Kunci Utama
Tape singkong tidak hanya memberikan rasa, tetapi juga membantu adonan mengembang lebih baik. Fermentasi menghasilkan gas dan alkohol alami yang membuat tekstur donat menjadi:
-
Lebih empuk
-
Lebih moist
-
Tidak mudah keras
-
Wangi khas
Fermentasi adalah teknik kuliner kuno, tetapi hingga kini masih menjadi kunci utama dalam banyak makanan ikonik Indonesia.
B. Kandungan Gula Alami dari Tape
Tape yang sudah matang memiliki tingkat kemanisan yang stabil, sehingga donat yang dihasilkan tidak memerlukan terlalu banyak tambahan gula. Ini menjadikan rasanya lebih seimbang dan tidak membuat enek.
C. Tekstur Lembut yang Alami
Karena tape mengandung air, pati, dan alkohol dalam jumlah seimbang, adonan donat lebih:
-
Ringan
-
Elastis
-
Tidak cepat kering
Hal ini sering menjadi perhatian banyak baker dalam menciptakan donat premium.
D. Aroma Unik yang Tidak Bisa Ditiru
Banyak produk modern mencoba membuat donat dengan aroma vanilla atau butter. Namun aroma tape memberikan karakter lokal yang sulit ditandingi flavour buatan.
E. Rasa Nusantara dalam Sentuhan Modern
Penggunaan tape dalam donat menunjukkan bagaimana kuliner Indonesia berkembang tanpa meninggalkan tradisinya. Ini sejalan dengan tren global di mana makanan tradisional kembali populer karena keunikan dan nilai sejarahnya.
Proses Pembuatan Donat Tape Lembut: Dari Bahan Sederhana hingga Tampil Cantik di Meja Makan
Selama peliputan kuliner di beberapa daerah, saya pernah melihat langsung bagaimana UMKM lokal membuat donat tape lembut. Tanpa mesin canggih, mereka mengandalkan teknik yang sudah diturunkan secara turun-temurun.
Berikut gambaran proses pembuatan yang umum dilakukan:
1. Menyiapkan Bahan
Bahan biasanya terdiri dari:
-
Tape singkong yang dihancurkan
-
Tepung terigu protein sedang
-
Telur
-
Gula
-
Ragi
-
Susu cair
-
Margarin atau butter
Beberapa UMKM menambahkan bahan rahasia seperti susu bubuk atau sedikit madu untuk aroma tambahan.
2. Fermentasi Adonan
Setelah adonan dicampur dan diuleni, biasanya adonan didiamkan 45–60 menit agar mengembang. Penggunaan tape membantu proses ini sehingga hasilnya lebih stabil.
3. Pembentukan Donat
Adonan dibentuk bulat, kemudian diberi lubang di tengah atau dibiarkan tanpa lubang (mirip bomboloni).
4. Penggorengan
Donat digoreng dengan api kecil hingga warna keemasan merata. Penggorengan lambat menjaga donat tetap empuk.
5. Penambahan Topping
Topping disesuaikan dengan selera, seperti:
-
Gula halus
-
Cokelat glaze
-
Caramel
-
Keju parut
-
Matcha atau tiramisu glaze
UMKM modern bahkan menambahkan topping premium seperti smoked cheese atau creme brûlée.
Proses ini terlihat mudah, tetapi kenyataannya memerlukan intuisi dan ketelitian. Banyak pembuat donat berkata kepada saya, “Adonan itu harus diajak ngobrol.” Maksudnya, mereka harus memahami tekstur adonan apakah terasa cukup lembut, terlalu basah, atau terlalu padat.
Itulah yang membuat donat tape lembut terasa personal—karena dibuat dengan sentuhan manusia.
Mengapa Donat Tape Lembut Makin Viral? Tren Kuliner, Perubahan Gaya Hidup, dan Media Sosial
Dalam beberapa tahun terakhir, donat tape lembut kembali naik daun. Alasannya cukup menarik dan saling berkaitan:
A. Kembalinya Tren Kuliner Tradisional
Banyak masyarakat mulai menghargai makanan tradisional. Hal ini tercermin dari media berita kuliner Indonesia yang menyoroti bangkitnya makanan fermentasi lokal seperti tape, peuyeum, dan tempoyak.
B. UMKM Kreatif
Generasi muda menciptakan donat tape dengan branding modern:
-
Kemasan box estetik
-
Varian rasa kekinian
-
Penampilan premium
Ini membuat donat tradisional naik kelas.
C. Viral di Media Sosial
Food vlogger dan tiktokers sering mengulas donat tape lembut karena:
-
Teksturnya aesthetic saat ditarik
-
Topping menarik
-
Mudah di-review
Video slow-motion ketika donat ditarik hingga tampak lembut adalah salah satu konten paling sering viral.
D. Cita Rasa yang Familiar, Namun Unik
Tape adalah bahan yang sudah dikenal masyarakat Indonesia. Ketika dipadukan dengan donat, hasilnya tidak asing di lidah, tetapi terasa baru.
E. Cocok untuk Semua Kalangan
Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa bisa menikmati donat tape karena rasanya ringan dan manisnya tidak berlebihan.
Rekomendasi Menikmati Donat Tape Lembut: Dari Sarapan hingga Hidangan Teman Ngopi
Donat tape bukan hanya cocok dimakan begitu saja. Berikut beberapa rekomendasi yang membuatnya semakin menggugah selera:
1. Teman Minum Kopi atau Teh
Rasa manis dan empuknya cocok dipadukan dengan:
-
Kopi hitam
-
Cappuccino
-
Teh hangat
Kontras rasa membuat pengalaman makan lebih lengkap.
2. Menu Sarapan Cepat
Dalam dunia kerja yang serba cepat, donat tape lembut bisa menjadi sarapan ringan yang tidak terlalu berat tetapi tetap mengisi energi.
3. Oleh-Oleh Khas Daerah
UMKM daerah banyak menjadikan donat tape sebagai oleh-oleh yang dikemas rapi dan tahan lama.
4. Dessert di Acara Kumpul Keluarga
Tambahkan topping ekstra dan sajikan dengan buah-buahan segar.
5. Dinikmati Hangat
Menyantapnya saat masih hangat memberikan sensasi lembut yang maksimal.
Kesimpulan: Donat Tape Lembut adalah Bukti Bahwa Tradisi Bisa Menjadi Kuliner Modern yang Memikat
Donat tape lembut bukan hanya sekadar jajanan pasar. Ia adalah hasil inovasi kuliner yang menggabungkan tradisi fermentasi nusantara dengan kreativitas modern. Dalam satu gigitan, ada nostalgia masa kecil, ada aroma khas tape, ada kelembutan roti donat, dan ada kebanggaan bahwa kuliner lokal bisa bersaing dengan hidangan modern.
Jajanan ini adalah contoh bagaimana makanan tradisional tetap relevan dan bahkan mampu menjadi tren besar ketika dibawa dengan presentasi kreatif. Di era ketika masyarakat mencari rasa autentik, donat tape lembut hadir sebagai jawaban yang tepat.
Satu hal yang pasti, siapa pun yang mencobanya akan setuju: donat tape lembut bukan sembarang donat—ia adalah pengalaman rasa.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel Dari: Nasi Goreng: Kisah Rasa, Aroma, dan Budaya yang Mengikat Selera Nusantara
