Aku masih ingat waktu pertama kali mencicipi Ayam Kalasan. Itu terjadi saat liburan ke Yogyakarta beberapa tahun lalu. Aku dan teman-teman mampir ke sebuah warung sederhana di daerah Kalasan, Sleman. Warungnya tidak mencolok, tapi antreannya panjang. Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya sepiring ayam goreng berselimut kremesan mendarat di meja—dan sejak suapan pertama, aku langsung tahu: ini bukan ayam goreng biasa.
Gurihnya meresap sampai ke tulang, tekstur empuknya beda, dan yang bikin makin spesial adalah kremesannya yang renyah dan harum. Sejak saat itu, aku mulai obsesif mencari tahu rahasia di balik kelezatan ayam Kalasan. Dan akhirnya aku menemukan resep otentik yang kini jadi andalanku di dapur.
Kalau kamu penasaran gimana bikin Kalasan seenak warung legendaris, simak cerita dan resep lengkapku di bawah ini.
Asal Usul Ayam Kalasan
Banyak orang menyangka ayamKalasan hanyalah ayam goreng biasa dengan kremesan. Padahal sejarahnya kental dengan budaya dan tradisi Jawa.
Ayam Kalasan berasal dari daerah Kalasan, Sleman, Yogyakarta, tidak jauh dari Candi Kalasan. Konon, resep ini pertama kali dikembangkan oleh Mbah Karto, seorang warga lokal yang menjual ayam goreng empuk dengan bumbu khas ke para petinggi dan pejabat di era awal kemerdekaan.
Resep rahasia itu menyebar, dan kini ayam Kalasan jadi ikon kuliner Yogyakarta, berdiri sejajar dengan gudeg dan bakpia.
Apa yang bikin ayam Kalasan beda?
-
Menggunakan ayam kampung muda agar empuk tapi gurih
-
Direbus dengan bumbu khas hingga bumbunya meresap
-
Digoreng dengan teknik tertentu agar tidak keras
-
Dilengkapi kremesan yang dibuat dari air rebusan ayam
Perpaduan ini menciptakan rasa unik yang tidak mudah ditiru.
Resep Ayam Kalasan yang Kupercaya
Setelah beberapa kali coba dan gagal, akhirnya aku nemu komposisi yang pas. Resep ini sudah aku uji berkali-kali untuk berbagai acara, dan hasilnya selalu bikin tamu nambah nasi!
Bahan-Bahan Utama:
-
1 ekor ayam kampung muda, potong jadi 4–6 bagian
-
800 ml santan encer
-
3 lembar daun salam
-
2 batang serai, memarkan
-
1 sdm air asam jawa
-
1 sdt garam
-
Minyak goreng secukupnya
Bumbu Halus:
-
6 siung bawang putih
-
8 siung bawang merah
-
4 butir kemiri, sangrai
-
1 sdm ketumbar
-
1 ruas kunyit
-
1 ruas lengkuas
-
1 ruas jahe
-
1 sdt gula merah
Bahan Kremesan:
-
250 ml air sisa ungkep ayam
-
5 sdm tepung tapioka
-
1 butir kuning telur
-
1 sdm santan kental
-
Sejumput baking powder
-
Sedikit garam
Langkah Memasak Ayam Kalasan
1. Ungkep Ayam
Masukkan ayam, bumbu halus, santan, daun salam, serai, air asam jawa, garam ke dalam panci. Masak dengan api kecil hingga ayam empuk dan bumbu meresap. Biasanya sekitar 45–60 menit.
Tips: Jangan buru-buru. Semakin lama dimasak pelan, semakin nendang rasa bumbunya.
2. Tiriskan dan Simpan Air Rebusan
Angkat ayam dan sisihkan. Air rebusannya jangan dibuang—ini bahan utama kremesan!
3. Goreng Ayam
Panaskan minyak banyak. Goreng ayam dengan api sedang hingga cokelat keemasan. Jangan terlalu lama agar daging tidak keras.
Aku biasanya pakai minyak baru dan tidak terlalu panas agar ayam tetap juicy di dalam.
4. Buat Kremesan
Campur semua bahan kremesan, termasuk air rebusan ayam. Aduk rata.
Panaskan minyak bersih, tuang adonan kremesan sedikit demi sedikit (dari ketinggian 30 cm). Biarkan bersarang, lalu angkat dan tiriskan.
Tips penting: Jangan aduk adonan sebelum masuk ke minyak—biarkan menyebar sendiri biar teksturnya sarang dan renyah.
5. Sajikan
Tata ayam di piring, taburi kremesan, dan sajikan dengan:
-
Nasi hangat
-
Sambal terasi atau sambal korek
-
Lalapan segar: timun, kemangi, kol
Rahasia Kelezatan: Bahan Segar dan Kesabaran
Setelah berkali-kali masak, aku belajar bahwa ayam Kalasan bukan cuma soal resep, tapi soal pengolahan dan niat.
Beberapa hal yang penting:
-
Gunakan ayam kampung muda, bukan ayam potong biasa
-
Jangan pelit waktu saat mengungkep
-
Minyak harus bersih saat goreng kremesan
-
Rasio santan dan air rebusan harus pas biar gurihnya mantap
Kalau kamu buru-buru, rasa akan kurang maksimal. Ini bukan fast food, ini slow-cooked soul food.
Variasi Ayam Kalasan Modern
Sekarang banyak inovasi dari resep ini, misalnya:
1. Kalasan Fillet
Daging ayam tanpa tulang, cocok buat anak-anak.
2. Kalasan Crispy
Ayam dibalur tepung dan digoreng dua kali. Renyah tapi tetap pakai bumbu Kalasan.
3. Kalasan Sambal Matah
Fusion Bali-Jogja yang cukup hits di beberapa resto kekinian.
4. Kalasan Panggang
Dimasak oven setelah diungkep. Sehat dan aroma smoky-nya mantap.
Tapi jujur, aku paling suka versi original. Rasa autentiknya gak bisa digantikan.
Sejarah Kremesan: Si Renyah yang Jadi Candu
Kremesan mungkin kelihatan seperti “cuma topping”, tapi buat penggemar sejati ayam Kalasan, kremesan itu separuh jiwa.
Awalnya, kremesan dibuat dari air rebusan bumbu ayam yang dicampur tepung dan telur. Teknik membuatnya butuh latihan agar renyah dan tidak menggumpal.
Di warung Kalasan asli, kremesan bisa disajikan dalam jumlah besar—bahkan ada pelanggan yang minta nasi + kremesan aja tanpa ayam!
Kremesan bukan pelengkap, tapi bagian tak terpisahkan dari cita rasa ayam Kalasan.
Ayam Kalasan di Dunia Kuliner Modern
Kini ayam Kalasan hadir di berbagai bentuk:
-
Warung tenda pinggir jalan
-
Restoran keluarga
-
Katering acara hajatan
-
Resto cepat saji khas lokal
-
Delivery via aplikasi online
Ini bukti bahwa makanan tradisional bisa beradaptasi tanpa kehilangan ruhnya.
Bahkan beberapa brand besar menjadikan ayam Kalasan sebagai menu spesial yang hanya hadir pada event tertentu.
Ayam Kalasan sebagai Warisan Budaya
Di balik rasa gurihnya, ayam Kalasan adalah bagian dari identitas kuliner Yogyakarta. Ia mencerminkan:
-
Ketekunan tradisional dalam mengolah rasa
-
Kehangatan keluarga di meja makan
-
Kesederhanaan yang kaya makna
Bagi masyarakat setempat, ayam Kalasan bukan sekadar makanan—tapi simbol warisan leluhur.
Kalau kamu jalan-jalan ke Sleman dan bertanya ke warga lokal, mereka bisa langsung arahkan ke warung ayam Kalasan favorit mereka. Ini adalah kuliner yang tumbuh bersama waktu.
Tips Menikmati Ayam Kalasan Secara Maksimal
Biar pengalamanmu makin nendang, coba tips ini:
-
Makan saat panas!
-
Lalapan segar adalah kunci kesegaran rasa.
-
Cocol sambal di setiap gigitan, jangan sekaligus.
-
Minum teh hangat atau es teh tawar—bikin netral dan segar.
-
Makan rame-rame lebih nikmat!
Penutup: Ayam Goreng Rasa Tradisi
Buatku, Ayam Kalasan adalah bentuk cinta—dari dapur, dari tanah Yogyakarta, dari generasi ke generasi. Ia bukan sekadar lauk, tapi bagian dari cerita.
Dan setiap kali aku memasaknya di dapur rumah sendiri, aku merasa seperti ikut menjaga warisan kecil yang begitu berarti.
Kalau kamu belum pernah coba bikin sendiri, yuk mulai! Karena rasa ayam Kalasan yang asli… gak cuma bisa dinikmati, tapi juga diwariskan.
Comfort food khas Italia: Spätzle: Pasta Lembut Khas Latoto Jerman yang Mengenyangkan