Kalau kamu pikir lontong itu cuma cocok buat opor atau sayur lodeh, berarti kamu belum kenal dengan Lontong Orari. Saat pertama kali saya mencicipi hidangan ini di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, saya langsung jatuh hati. Rasanya kaya, kuahnya ringan tapi berbumbu, dan yang bikin unik: lontongnya disajikan dalam kuah mirip soto!
Nama “Lontong Orari” sendiri sudah cukup memancing rasa penasaran. Apakah ini kreasi komunitas radio amatir? Atau sekadar nama lucu yang nyangkut? Nah, dalam artikel ini, saya bakal membahas semuanya secara lengkap. Mulai dari sejarah Lontong Orari, bahan dan cara membuatnya, cita rasa uniknya, sampai kenapa makanan ini pantas banget dicoba siapa pun yang berkunjung ke Kendari atau ingin menjajal resep khas daerah Indonesia yang belum mainstream.
Asal Usul Lontong Orari
Nama Lontong Orari berasal dari kata “Orari”, yang merupakan singkatan dari Organisasi Amatir Radio Indonesia. Konon, makanan ini pertama kali dijual di sekitar lokasi berkumpulnya anggota Orari di Kendari. Lama-lama, karena rasanya enak dan beda dari yang lain, banyak orang yang datang ke lokasi tersebut justru bukan untuk radioan, tapi untuk menikmati lontong ini.
Seiring waktu, penjual lontongOrari mulai dikenal luas. Nama ini pun menempel dan menjadi ciri khas. Kalau kamu ke Kendari dan menyebut “Lontong Orari”, hampir semua orang lokal tahu di mana mencarinya.
Saya sempat ngobrol dengan salah satu pedagang legendarisnya. Beliau bilang resepnya diwariskan dari generasi ke generasi, tapi tetap mempertahankan rasa aslinya. Bahkan katanya, tidak sedikit yang mencoba meniru tapi hasilnya tetap nggak bisa mengalahkan racikan asli Kendari.
Perpaduan Lontong dan Soto: Apa yang Membuatnya Unik?
Secara penampilan, Lontong Orari mirip seperti perpaduan antara lontong sayur dan soto ayam. Tapi ketika kamu mencicipi, kamu akan menemukan sensasi rasa yang berbeda.
Inilah beberapa keunikannya:
-
Lontong sebagai karbohidrat utama: Dibungkus daun pisang dan dimasak hingga padat, teksturnya kenyal dan wangi alami.
-
Kuah bening kekuningan: Mirip kuah soto ayam tapi lebih ringan dan sedikit lebih gurih.
-
Taburan suwiran ayam: Biasanya ayam kampung, direbus dan disuwir halus.
-
Irisan telur rebus: Menambah kekayaan rasa dan protein.
-
Perkedel kentang: Tekstur lembutnya melengkapi rasa gurih dari kuah.
-
Sambal merah khas Sulawesi: Ini yang bikin cita rasa makin nendang.
-
Bawang goreng, seledri, dan perasan jeruk nipis: Penutup yang bikin aroma dan rasa makin menyatu.
Kalau kamu suka soto, kemungkinan besar kamu juga akan suka Lontong Orari. Tapi LontongOrari punya soul sendiri: lebih ringan, lebih bersih, dan lebih fokus pada keseimbangan rasa.
Bahan-Bahan Utama Lontong Orari
Untuk kamu yang penasaran dan ingin mencoba membuat di rumah, berikut bahan-bahan food dasarnya:
Bahan Lontong:
-
500 gram beras
-
Daun pisang secukupnya
-
Tali rafia atau lidi
Bahan Kuah:
-
2 liter air kaldu ayam
-
4 siung bawang putih
-
5 siung bawang merah
-
2 butir kemiri
-
1 ruas lengkuas
-
1 batang serai
-
2 lembar daun salam
-
1 sdt ketumbar bubuk
-
Garam dan kaldu bubuk secukupnya
-
Sedikit kunyit untuk warna
Topping:
-
Suwiran ayam rebus
-
Telur rebus (belah dua)
-
Perkedel kentang
-
Bawang goreng
-
Seledri cincang
-
Sambal merah khas Sulawesi
-
Perasan jeruk nipis
Cara Membuat Lontong Orari
Berikut tahapan memasaknya:
1. Membuat Lontong
-
Cuci beras hingga bersih, tiriskan.
-
Bungkus beras dengan daun pisang, bentuk silinder dan ikat ujungnya.
-
Rebus dalam air mendidih selama 4–5 jam hingga padat.
2. Membuat Kuah
-
Tumis bumbu halus: bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit.
-
Tambahkan daun salam, lengkuas, dan serai.
-
Tuangkan ke dalam kaldu ayam.
-
Masak hingga mendidih dan bumbu meresap, koreksi rasa.
3. Penyajian
-
Iris lontong sesuai selera.
-
Tuangkan kuah panas di atas lontong.
-
Tambahkan suwiran ayam, telur rebus, dan perkedel.
-
Taburi bawang goreng dan seledri.
-
Sajikan bersama sambal merah dan jeruk nipis.
Saya sudah dua kali mencoba membuat Lontong Orari di rumah, dan meskipun nggak 100% sama dengan yang di Kendari, hasilnya tetap bikin puas. Apalagi kalau dimakan pagi hari saat udara masih dingin.
Kenapa Lontong Orari Digemari?
Ada beberapa alasan kenapa Lontong Orari digemari dan punya penggemar loyal, bahkan dari luar Kendari:
-
Rasa yang ringan tapi kaya: Cocok untuk sarapan maupun makan malam.
-
Porsinya pas: Tidak terlalu berat, tapi cukup mengenyangkan.
-
Komponen yang saling melengkapi: Lontong, ayam, perkedel, dan sambal membentuk harmoni.
-
Harga terjangkau: Biasanya dijual mulai dari Rp15.000–Rp20.000.
-
Aroma khas: Daun pisang pada lontong dan bumbu kuah yang kaya memberikan wangi menggoda.
Tempat Terkenal Mencicipi Lontong Orari
Kalau kamu kebetulan berada di Kendari, ini beberapa tempat legendaris:
-
Lontong Orari Asli di Jl. Saranani
-
LontongOrari Ibu Hj. Hasni
-
Lontong Orari Mandonga
Biasanya mereka mulai buka dari jam 6 pagi dan langsung diserbu pembeli. Jadi kalau ingin dapat yang masih segar dan hangat, datang lebih awal ya!
Inovasi Modern Lontong Orari
Beberapa pedagang generasi baru mulai melakukan modifikasi:
-
Lontong Orari isi sayur dan ayam suwir
-
Kuah lebih kental dengan tambahan santan
-
Perkedel diganti tahu isi
-
Topping kekinian seperti telur asin atau sambal matah
Saya pribadi suka versi originalnya, tapi nggak menolak juga buat nyobain yang modern. Kreativitas kuliner memang harus terus berkembang.
Lontong Orari vs Lontong Sayur vs Soto Ayam
Mari kita lihat perbandingan singkatnya:
Aspek | Lontong Orari | Lontong Sayur | Soto Ayam |
---|---|---|---|
Karbohidrat | Lontong | Lontong | Nasi |
Kuah | Bening kuning, ringan | Santan kental | Bening kuning, berempah |
Isi | Ayam suwir, telur, perkedel | Sayur labu, tahu, tempe | Ayam suwir, telur, soun |
Asal Daerah | Kendari | Jawa Barat/Jakarta | Jawa Tengah |
Lontong Orari bisa dibilang berada di antara dua dunia: sederhana seperti soto, tapi punya sentuhan khas dari cara penyajian lontong ala Nusantara.
Tips Menyantap Lontong Orari
Supaya pengalamanmu maksimal, ini beberapa tips versi saya:
-
Makan saat masih hangat: Aroma dan rasa lebih keluar.
-
Campurkan sambal sedikit demi sedikit: Sesuaikan pedasnya.
-
Peras jeruk nipis di akhir: Memberikan sensasi segar di kuah gurih.
-
Nikmati tanpa buru-buru: Lontong Orari itu makanan yang perlu dirasakan, bukan sekadar dimakan.
Sama-sama nyantan, jangan lupa coba juga: Resep Opor Ayam: Menghidangkan Opor Berkuah Kuning Gurih