Tiga buah choipan isi bengkuang dan kucai disajikan di atas daun pisang dalam nampan logam, ditaburi bawang goreng renyah

Choipan: Dimsum Khas Singkawang yang Populer dan Kaya Rasa

Kalau kamu pernah jalan-jalan ke Singkawang, Kalimantan Barat, pasti nggak asing sama camilan satu ini: choipan. Bentuknya mirip dimsum atau dumpling ala Tiongkok, tapi dengan sentuhan lokal yang bikin rasanya beda banget dari dimsum biasa. Choipan bukan cuma sekadar makanan, tapi bagian dari identitas budaya masyarakat Tionghoa di Singkawang.

Singkawang sendiri dikenal sebagai “Kota Seribu Kelenteng,” dengan populasi Tionghoa Hakka yang besar. Jadi nggak heran kalau banyak kuliner di kota ini yang berakar dari tradisi Hakka, termasuk cho ipan. Kata “choipan” sendiri berasal dari dialek Hakka, yang kira-kira berarti kue sayur.

Dulu, choipan sering disajikan dalam acara keluarga atau hari besar seperti Imlek. Tapi sekarang, kamu bisa nemuin choipan di mana-mana, dari pasar tradisional sampai kafe modern yang menjual camilan etnik.

Choipan Adalah Perpaduan Rasa Tradisional dan Teknik Kuliner Tionghoa

Choipan panas disajikan dengan taburan bawang goreng renyah di atasnya

Keunikan choipan terletak pada kombinasi teknik masak Tionghoa dan bahan-bahan lokal Indonesia. Proses pengukusan yang khas ala dimsum, tekstur lembut dari kulit yang transparan, ditambah isian sayuran atau udang yang kaya rasa—semua menyatu jadi satu gigitan yang bikin nagih.

Tekstur dan rasa choipan sangat bergantung pada dua hal utama: kulit dan isian. Kulitnya harus tipis tapi nggak gampang sobek. Sedangkan isiannya harus gurih dan wangi, biasanya dari kucai, bengkoang, atau ebi. Nggak sedikit juga yang menambahkan remahan bawang putih goreng di atasnya untuk aroma khas.

Dan jangan lupa saus pendampingnya—saus bawang putih dengan cabai atau kecap asin. Ini jadi pelengkap sempurna yang bikin choipan makin sedap.

Choipan Isinya Apa Saja? Pilihan Isi yang Umum dan Favorit

Isian choipan cukup bervariasi, tapi ada tiga yang paling populer:

  • Kucai: daun kucai dicincang halus, dicampur sedikit ebi (udang kering) dan bumbu

  • Bengkoang: parutan bengkoang tumis yang gurih dan sedikit manis

  • Talas: lebih langka, tapi jadi favorit karena teksturnya unik dan sedikit crunchy

Isian-isian ini biasanya ditumis dulu agar harum dan matang sebelum dibungkus kulit dan dikukus. Di beberapa tempat, kamu bisa nemuin varian isi seperti udang, jamur, bahkan ayam cincang, tapi versi klasik tetap jadi favorit banyak orang.

Resep Choipan Rumahan: Bahan, Langkah, dan Tips Anti Gagal

Buat kamu yang pengen coba bikin choipan sendiri di rumah, ini resep yang saya coba dari Youtube. Cukup simpel tapi hasilnya autentik:

Bahan Kulit:

  • 150 gram tepung beras

  • 50 gram tepung tapioka

  • 350 ml air panas

  • 2 sdm minyak goreng

Bahan Isian Kucai:

  • 150 gram daun kucai, iris halus

  • 50 gram ebi, rendam dan cincang

  • 3 siung bawang putih, cincang halus

  • Garam, lada, dan kaldu jamur secukupnya

  • Minyak goreng

Saus:

  • 3 siung bawang putih, haluskan

  • 5 buah cabai rawit

  • 3 sdm kecap asin

  • 50 ml air matang

Langkah-langkah:

  1. Tumis bawang putih dan ebi sampai harum, masukkan kucai, bumbu, tumis sebentar, lalu angkat.

  2. Campur tepung beras dan tapioka. Tuang air panas sambil diaduk cepat, lalu tambahkan minyak dan uleni hingga kalis dan tidak lengket.

  3. Ambil sedikit adonan kulit, pipihkan, isi dengan tumisan kucai, bentuk setengah lingkaran.

  4. Kukus selama 10–15 menit sampai kulit transparan.

  5. Sajikan dengan saus bawang putih.

Tips anti gagal:

  • Jangan sampai air untuk kulit kurang panas, bisa bikin adonan pecah.

  • Kukus dengan api sedang agar kulit matang merata.

  • Oles minyak di loyang kukus biar nggak lengket.

Kulit Choipan Terbuat dari Apa? Campuran yang Harus Diketahui

Salah satu tantangan terbesar dalam bikin choipan adalah bikin kulitnya. Kulit choipan yang ideal itu tipis, bening setelah dikukus, dan punya tekstur lembut tapi nggak lengket. Campuran klasiknya terdiri dari:

  • Tepung beras: sebagai bahan dasar

  • Tepung tapioka atau sagu: bikin kulit lentur

  • Air panas: untuk membuat adonan mudah dibentuk

  • Minyak: untuk kelembutan dan mencegah lengket

Beberapa orang bereksperimen dengan menambahkan tepung maizena atau tepung ketan, tapi ini bisa mengubah tekstur. Kunci suksesnya ada pada proporsi dan suhu air.

Cara Buat Kulit Choipan yang Lembut, Tipis, dan Tidak Mudah Sobek

Choipan isi bengkuang dan kucai disajikan di atas daun pisang dalam piring kayu, ditaburi bawang goreng renyah

Setelah mencoba berkali-kali, saya menemukan trik penting:

  • Gunakan air mendidih, bukan hanya hangat

  • Aduk cepat agar adonan tidak menggumpal

  • Uleni saat masih hangat sampai halus

  • Diamkan 10 menit sebelum dibentuk

  • Pipihkan dengan tangan berminyak atau rolling pin anti lengket

Dengan teknik ini, kulit choipan buatan rumah bisa selembut buatan toko. Perlu latihan sih, tapi begitu berhasil, rasanya puas banget!

Choipan sebagai Sajian Tradisional dalam Acara Keluarga dan Budaya

Di Singkawang dan sekitarnya, choipan bukan cuma makanan biasa. Hidangan ini sering muncul saat Imlek, Cap Go Meh, pernikahan, atau sembahyang leluhur. Choipan disusun dalam tampah bambu besar dan disajikan untuk tamu dan keluarga.

Tradisi ini mencerminkan nilai kebersamaan dan hormat terhadap leluhur. Membuat choipan bareng keluarga juga jadi aktivitas yang mempererat hubungan.

Bahkan di luar Kalimantan, choipan mulai dikenal sebagai bagian dari kekayaan kuliner Indonesia. Beberapa UMKM menjadikan choipan sebagai produk beku siap kukus yang bisa dikirim ke berbagai daerah.

Kandungan Gizi dan Manfaat Choipan

Kalau kamu perhatikan, choipan relatif sehat karena:

  • Dikukus, bukan digoreng

  • Menggunakan sayuran segar seperti kucai atau bengkoang

  • Rendah lemak dan kalori, cocok untuk diet ringan

Kucai mengandung antioksidan dan vitamin K, sedangkan bengkoang tinggi serat dan vitamin C. Tapi tetap perhatikan isiannya, terutama kalau memakai ebi atau saus yang tinggi natrium.

Untuk versi sehat, kamu bisa:

  • Kurangi garam dan pakai kaldu jamur

  • Ganti ebi dengan jamur tiram cincang

  • Gunakan saus sambal homemade tanpa MSG

Variasi Choipan Modern: Inovasi yang Tetap Menghormati Tradisi

Saat ini, banyak inovasi choipan bermunculan:

  • Cho ipan goreng: digoreng setelah dikukus, teksturnya crispy

  • Cho ipan keju mozarella: perpaduan rasa modern dan tradisional

  • Cho ipan vegan: tanpa ebi atau bahan hewani

  • Cho ipan frozen food: praktis untuk disimpan dan dikukus kapan saja

Meski ada inovasi, yang bikin choipan tetap dicintai adalah kesetiaannya pada rasa klasik yang sederhana tapi kaya rasa.

Kesimpulan: Choipan, Dimsum Lokal yang Pantas Mendunia

Choipan bukan cuma camilan lezat, tapi juga representasi dari budaya, tradisi, dan keberagaman Indonesia. Dari bahan sederhana seperti kucai dan tepung beras, lahirlah makanan yang menggoda lidah dan punya nilai sejarah.

Buat saya, choipan adalah contoh sempurna bagaimana warisan kuliner bisa terus hidup dan berkembang. Baik disajikan di rumah, dijual di warung kecil, atau dipromosikan ke mancanegara—cho ipan layak mendapat tempat istimewa.

Kalau kamu belum pernah coba, segera cari atau bikin sendiri di rumah. Dan kalau sudah coba? Mungkin saatnya bereksperimen dengan kreasi choipan versimu sendiri!

Comfort food viral dari negara Korea: Resep Kimchi Jjigae: Sup Fermentasi Korea Si Primadona Pedas

Author