Kue Rangi adalah salah satu kue tradisional khas Betawi yang berbahan dasar kelapa parut dan tepung kanji, dipanggang dalam cetakan khusus, dan disajikan dengan siraman saus gula merah kental. Teksturnya renyah di luar namun lembut di dalam, dengan cita rasa gurih dari kelapa dan manis legit dari saus yang menyatu sempurna di lidah.
Meski tergolong sederhana, Kue Rangi memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Betawi. Kue ini biasa dijajakan di pagi atau sore hari, dan hingga kini masih menjadi camilan favorit banyak orang, terutama mereka yang ingin bernostalgia dengan cita rasa jajanan tempo dulu.
Asal Usul dan Sejarah Kue Rangi
Kue Rangi berasal dari budaya kuliner masyarakat Betawi yang kental dengan pengaruh Melayu dan Tionghoa. Nama “Rangi” sendiri konon berasal dari istilah dalam bahasa Betawi yang berarti “wangi” atau “harum”, mengacu pada aroma khas kelapa yang dibakar dalam cetakan besi.
Dulu, kue ini lebih banyak ditemukan di kampung-kampung Betawi, dijajakan oleh pedagang keliling yang membawa gerobak kecil dengan cetakan pemanggang arang. Namun seiring berkembangnya zaman, Kue Rangi mulai sulit ditemui di kota besar, meski masih bisa dijumpai di acara budaya, pasar tradisional, atau festival kuliner Jakarta.
Kue Rangi bukan hanya sekadar makanan ringan, tetapi juga bagian dari warisan kuliner yang mencerminkan kesederhanaan dan kearifan lokal masyarakat Betawi.
Bahan-Bahan Kue Rangi
Bahan Adonan:
-
Kelapa parut setengah tua – 200 gram
-
Tepung kanji (tepung sagu) – 100 gram
-
Garam – ½ sdt
-
Air – 100 ml
Bahan Saus Gula Merah:
-
Gula merah – 150 gram, serut halus
-
Air – 200 ml
-
Tepung kanji – 1 sdm (larutkan dengan sedikit air untuk pengental)
-
Daun pandan – 1 lembar (ikat simpul)
-
Garam – sejumput
Cara Membuat Kue Rangi yang Renyah dan Legit
1. Membuat Adonan Dasar
Campurkan kelapa parut, tepung kanji, garam, dan air dalam wadah. Aduk rata hingga menjadi adonan food padat yang bisa ditekan ke dalam cetakan.
2. Memanggang Adonan
Siapkan cetakan khusus kue rangi (mirip cetakan pancong). Panaskan terlebih dahulu, lalu olesi sedikit minyak agar tidak lengket. Masukkan adonan dan tekan hingga padat. Tutup dan panggang dengan api kecil selama 5–7 menit atau hingga bagian bawah berwarna kecokelatan dan kering.
3. Membuat Saus Gula Merah
Rebus gula merah, air, daun pandan, dan garam hingga larut. Saring jika perlu, lalu masak kembali sambil tambahkan larutan kanji untuk mengentalkan. Aduk hingga mengental dan mengilap.
4. Penyajian
Angkat kue dari cetakan, tata di piring, lalu siramkan saus gula merah di atasnya saat masih panas. Sajikan hangat agar lebih nikmat.
Keunikan dan Daya Tarik Kue Rangi
-
Berbahan dasar kelapa – Memberikan aroma khas dan rasa gurih alami.
-
Tekstur unik – Kombinasi renyah luar dan lembut dalam menciptakan pengalaman makan yang menarik.
-
Penyajian khas – Disajikan dengan saus gula merah kental yang manis dan legit.
-
Tradisional dan otentik – Menggambarkan kekayaan jajanan pasar Indonesia.
-
Mudah dibuat dan ekonomis – Menggunakan bahan sederhana yang terjangkau.
Kue Rangi juga menarik karena teknik memasaknya yang menggunakan cetakan khusus berbahan besi atau tanah liat yang dipanaskan, menjadikannya unik dibandingkan kue lain yang digoreng atau dikukus.
Nilai Gizi Kue Rangi
Kue Rangi termasuk camilan yang cukup mengenyangkan. Kandungan utamanya adalah karbohidrat dari tepung sagu dan serat serta lemak sehat dari kelapa.
Estimasi Kandungan Gizi per Porsi:
-
Energi: 150–180 kkal
-
Lemak: 8–10 gram (sebagian besar dari kelapa)
-
Karbohidrat: 18–20 gram
-
Serat: 3 gram
-
Protein: 1–2 gram
Gula merah juga mengandung zat besi dan antioksidan alami, meskipun tetap perlu dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Kue Rangi dalam Budaya Betawi
Dalam budaya Betawi, kue rangi sering hadir dalam acara keluarga, perayaan kecil, atau hari-hari biasa sebagai camilan teman minum teh. Cita rasa dan aroma panggang dari kelapa parut membuat kue ini tidak tergantikan oleh jajanan modern.
Sebagai bagian dari “kue pasar”, kue rangi menyimpan nilai nostalgia bagi banyak orang. Bagi generasi tua, kue ini membawa kenangan masa kecil. Bagi generasi muda, kue ini menjadi pintu masuk untuk mengenal kekayaan kuliner leluhur mereka.
Banyak upaya pelestarian budaya yang kini mendorong kemunculan kembali kue rangi depobos di pasar modern, seperti melalui festival makanan Betawi, bazar kuliner, atau UMKM kuliner tradisional.
Variasi Modern Kue Rangi
Meskipun tradisional, Kue Rangi juga bisa dikreasikan dengan sentuhan modern:
-
Rangi Keju: Tambahan parutan keju di atas saus gula merah.
-
Rangi Cokelat: Gula merah diganti dengan cokelat leleh atau saus Nutella.
-
Rangi Mini: Ukuran kecil untuk camilan bite-size yang praktis.
-
Rangi Pelangi: Pewarna alami pada adonan untuk tampilan menarik.
-
Rangi Kopi: Tambahan bubuk kopi dalam adonan untuk aroma unik.
Variasi ini membuktikan bahwa kue tradisional bisa tetap relevan dan menarik jika dikemas dengan inovatif.
Tips Membuat Kue Rangi yang Sempurna
-
Gunakan kelapa parut setengah tua untuk rasa gurih dan tekstur pas.
-
Jangan terlalu banyak air pada adonan agar tidak lembek.
-
Gunakan api kecil agar bagian luar renyah dan tidak gosong.
-
Cetakan harus benar-benar panas sebelum adonan dimasukkan.
-
Sajikan segera setelah matang agar saus menyerap dan tekstur tetap renyah.
Kesimpulan: Camilan Tradisional yang Patut Dilestarikan
Kue Rangi bukan sekadar makanan ringan. Ia adalah bagian dari sejarah kuliner Betawi yang sarat makna dan kenangan. Dengan bahan sederhana dan teknik panggang tradisional, kue ini menyuguhkan rasa otentik yang sulit dilupakan.
Di tengah gempuran jajanan kekinian, Kue Rangi tetap relevan. Baik disajikan dalam bentuk aslinya maupun dengan inovasi modern, kue ini tetap mencerminkan kearifan lokal dan kekayaan cita rasa Indonesia.
Kini saatnya kita mengenal, mencoba, dan melestarikan Kue Rangi—agar warisan kuliner ini tidak hanya dikenang, tapi terus hidup dari generasi ke generasi.
Makanan khas Jepang, apa aja sih? Coba cek salah satunya disini: Okonomiyaki: Pancake Jepang yang Gurih dan Mengenyangkan