Saya pernah berpikir bahwa tidak ada yang bisa menandingi kejutan rasa pertama kali mencicipi kimchi. Sampai suatu malam musim semi di Busan, Korea Selatan, saya bertemu dengan Nakji Bokkeum. Dan, ya… lidah saya berterima kasih sekaligus sedikit protes.
Nakji Bokkeum bukan makanan biasa. Ini adalah ledakan rasa yang penuh keberanian. Bayangkan seekor gurita kecil yang dipotong rapi, dimasak dengan saus gochujang yang membara, ditambah irisan bawang, paprika, wortel, dan daun bawang, lalu ditumis cepat dalam wajan besar dengan api tinggi.
Hasilnya? Perpaduan gurih, pedas, sedikit manis, dan tekstur kenyal khas daging gurita yang membuat pengalaman makan jadi seperti naik roller coaster lidah.
Saya sempat kaget karena gurita bukan bahan umum di lidah Indonesia. Tapi anehnya, semakin saya mengunyah, semakin saya ingin lagi. Mungkin karena saus gochujangnya menyatu sempurna, atau karena ada sesuatu yang “rumahan” dari cara penyajiannya.
Dan seperti biasa, saya penasaran. Kenapa makanan ini bisa sedahsyat itu? Dari mana asalnya? Bagaimana orang Korea memaknai gurita dalam budaya kuliner mereka?
Jawabannya membawa saya ke perjalanan rasa dan sejarah yang jauh lebih dalam dari sekadar satu piring tumisan.
Perjumpaan Tak Terduga dengan Gurita Tumis Pedas
Sejarah Nakji Bokkeum dan Filosofi di Balik Kepedasan
Mari mundur sejenak ke belakang layar dapur Korea.
Nakji (낙지) berarti gurita kecil, dan Bokkeum (볶음) adalah istilah umum untuk makanan tumis. Nakji Bokkeum secara harfiah adalah gurita tumis, tetapi maknanya jauh lebih dalam. Makanan ini lahir di wilayah pesisir Korea seperti Jeollanam-do dan Incheon, tempat di mana laut menjadi sahabat hidup sehari-hari masyarakat lokal.
Di masa lalu, nelayan sering membawa pulang hasil laut berlebih dan harus segera mengolahnya agar tidak busuk. Salah satu cara cepat dan lezat? Ditumis dengan saus fermentasi yang tahan lama seperti gochujang.
Namun bukan cuma soal kepraktisan. Nakji diyakini memberi energi dan stamina, terutama bagi pria yang bekerja keras secara fisik. Nggak heran kalau Nakji Bokkeum juga dijuluki sebagai “makanan stamina”, semacam versi Korea dari jamu kuat.
Dan kenapa pedas? Orang Korea percaya bahwa makanan pedas bisa “membangkitkan semangat”, terutama di hari-hari yang dingin atau ketika suasana hati lesu. Nakji Bokkeum kemudian menjadi comfort food yang menyentuh dua sisi: kebutuhan fisik dan kebutuhan emosional.
Lucunya, di Korea modern, makanan ini malah lebih populer di musim panas! Orang-orang memakannya sambil berkeringat, lalu minum air es—semacam olahraga lidah yang bikin nagih.
Proses Masak Nakji Bokkeum yang Tampak Gampang Tapi Butuh Insting
Seperti banyak makanan Korea, Nakji Bokkeum terlihat sederhana tapi butuh feeling. Bahan utama memang cuma gurita, sayuran, dan saus. Tapi timing dan urutannya sangat penting.
🐙 Bahan Utama:
-
1 ekor nakji (gurita kecil), bersih dan potong-potong
-
2 sdm gochujang
-
1 sdm gochugaru (bubuk cabai Korea)
-
1 sdt gula pasir
-
1 sdm kecap asin
-
1 sdm minyak wijen
-
2 siung bawang putih, cincang
-
1 sdt jahe parut
-
½ bawang bombay
-
½ wortel
-
1 batang daun bawang
🔥 Cara Memasak:
-
Marinasi gurita dengan sedikit garam dan cuka, lalu bilas dan tiriskan. Ini penting untuk hilangkan lendir dan membuat teksturnya tidak terlalu keras saat dimasak.
-
Campur semua bahan saus dalam mangkuk. Koreksi rasa dulu.
-
Panaskan wajan dengan sedikit minyak, tumis bawang bombay hingga harum.
-
Masukkan gurita, lalu tuangkan saus dan aduk cepat. Jangan terlalu lama! Maksimal 3-4 menit agar gurita tetap kenyal.
-
Masukkan sayuran lain di menit terakhir, aduk sebentar, dan angkat.
Sajikan panas-panas dengan nasi putih atau bihun. Kalau mau versi “pub food”, padukan dengan bir dingin. Trust me, kombinasi ini seperti soundtrack dan adegan aksi—sempurna.
Variasi Nakji Bokkeum dari Tradisional ke Modern
Satu hal yang saya kagumi dari budaya kuliner Korea: mereka nggak takut bereksperimen. Termasuk dengan Nakji Bokkeum.
Versi klasik tentu tak tergantikan. Tapi sekarang kamu bisa menemukan:
-
Cheese Nakji Bokkeum – ditambah lelehan keju mozzarella di atas tumisan gurita pedas.
-
Nakji Bokkeum Ramen – gurita pedas ditumis lalu disiram ke mie instan rebus.
-
Nakji Tteokbokki – kombinasi dengan kue beras kenyal yang ikonik.
-
Nakji Pizza – topping pizza modern di beberapa fusion café Korea.
Dan hebatnya, semua tetap terasa “Korea”. Mereka tahu bagaimana menjaga DNA cita rasa, bahkan saat dibungkus gaya modern.
Bahkan saya pernah lihat versi vegetarian-nya! Gurita diganti jamur king oyster, lalu dimasak dengan saus gochujang sama. Tekstur dan rasa? Mengejutkan. Hampir sama.
Kalau kamu baru ingin coba, mulai dari yang klasik dulu. Tapi kalau kamu tipe petualang rasa, Nakji Bokkeum punya banyak pintu untuk dijelajahi.
Di Mana Bisa Coba Nakji Bokkeum (dan Bagaimana Menikmatinya ala Lokal)
Kalau kamu tinggal di Indonesia, mungkin Nakji Bokkeum belum sepopuler kimchi jjigae atau bulgogi. Tapi kabar baiknya: restoran Korea autentik di Jakarta, Bandung, Surabaya, bahkan Yogyakarta mulai menyajikan menu ini.
Tips: cari restoran yang punya label “해물요리” (haemul yori / hidangan laut Korea). Biasanya mereka punya Nakji Bokkeum atau paling tidak spicy octopus stir-fry.
Cara menikmatinya ala lokal:
-
Makan perlahan, jangan buru-buru
-
Campur nasi ke saus yang tersisa di piring
-
Minum air dingin atau teh barley untuk penetral
-
Nikmati keringat yang mengalir sebagai bagian dari sensasi 😅
Dan kalau kamu suka masak, coba bikin di rumah. Bahan-bahannya kini banyak tersedia di supermarket besar atau e-commerce. Gochujang, misalnya, sudah jadi bahan pokok baru bagi pecinta K-food.
Penutup: Nakji Bokkeum dan Filosofi Rasa yang Tak Takut Membakar Lidah
Nakji Bokkeum bukan cuma soal makan gurita pedas. Ini tentang bagaimana sebuah makanan bisa mewakili karakter suatu bangsa—berani, hangat, jujur, dan penuh warna.
Di setiap suapan, ada sejarah. Dan ada kamu—yang penasaran, mencoba, dan mungkin jatuh cinta.
Kalau kamu belum pernah coba, mungkin sudah waktunya. Dan kalau kamu sudah pernah… ya, mungkin kamu juga ingin nambah porsi, kan?
Baca Juga Artikel dari: Perito Moreno Glacier: Pengalaman Tak Terlupakan Menjelajah Es Abadi di Argentina
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food